Hari keduaku di tempat yang asing. Aku diperkenalkan dengan kunci kamar ku yang baru. Tanpa protes dan komentar yang berarti aku pun berjalan mengikuti mas-mas cleniang service yang menawarkan jasanya untuk mengantarku ke kamar F2413 sambil menarik koperku yang lumayan berisi.
Kupandangi sekitar, wajah-wajah asing yang sibuk dengan urusannya. Ada banyak keluarga mengantar anaknya, mereka sibuk mengurusi keperluan sang anak sedang sang anak sendiri sedang mengantri menunggu giliran. aku??!1 bersama seeorang paman dan beberapa kenalannya yang mengantarku juga. Tak begitu dekat, hingga aku tetap saja merasa sendiri., di tengah segala kecupuanku. Sepanjang jalan menuju kamar ada taman-taman kecil yang begitu indah dan rapi. Memasuki gedung F2,aku agak keheranan, maklumlah..Ternyata banyak kamar di sana dan aku tak menyadari aku di antar di koridor paling tinggi di gedung itu. Lantai 4.Yang manakah kamarku, aku bahkan belum bisa mengartikan F2413. Ternyata kamarku di gedung f2 lantai 4 nomor 13. Kamar yang sekarang ini agak susah kutinggalkan padahal sudah waktunya aku pergi. Malam itu, aku sendirian di kamarku. Takut keluar, takut deh pokoknya. Tidur sendiri di kamar yang belum ada apa-apa itu, hanya sebuah tempat tidur, lemari dan meja belajar.
Aku sendiri. Aku belum mengenal siapa-siapa di sini padahal di tempat pendaftaran tadi aku lumayan berkenalan dengan teman baru.Namun karena begitu banyaknya, aku bahkan tak ingat satu pun. Semunya dari daerah yang berbeda di Indonesia. Ada yang dari Jawa,Bali,Sumatra dan Kalimantan. Beruntunglah aku, ada kakak tingkatku yang akhirnya dartang menghampiriku dan bilang semuanya baik-baik saja. Tak perlu ada yang ditakutkan. Rani Nainggolan, seorang mahasiswi Psikologi 06. Dia mengajariku banyak hal sebagai anak asrama. Kamar ka Rani menjadi kamar keduaku saking seringnya aku makan bareng dan ngobrol dengan dirinya.
Di asrama juga, aku diperkenalkan dengan suku Batak yang agak membuatku sedikit terkejut karena sebelumnya aku belum pernah kenal dengan yang namanya orang Batak. Kalau Jaawa atau Padang sudah pernah kukenal. ternyata aku nantinya juga disangka sebagai orang Batak, saking seringnya aku bersama cewek-cewek Batak yang cantik-cantik,hehe..dan aku pun terpengaruh sama logatnya.
Kupandangi sekitar, wajah-wajah asing yang sibuk dengan urusannya. Ada banyak keluarga mengantar anaknya, mereka sibuk mengurusi keperluan sang anak sedang sang anak sendiri sedang mengantri menunggu giliran. aku??!1 bersama seeorang paman dan beberapa kenalannya yang mengantarku juga. Tak begitu dekat, hingga aku tetap saja merasa sendiri., di tengah segala kecupuanku. Sepanjang jalan menuju kamar ada taman-taman kecil yang begitu indah dan rapi. Memasuki gedung F2,aku agak keheranan, maklumlah..Ternyata banyak kamar di sana dan aku tak menyadari aku di antar di koridor paling tinggi di gedung itu. Lantai 4.Yang manakah kamarku, aku bahkan belum bisa mengartikan F2413. Ternyata kamarku di gedung f2 lantai 4 nomor 13. Kamar yang sekarang ini agak susah kutinggalkan padahal sudah waktunya aku pergi. Malam itu, aku sendirian di kamarku. Takut keluar, takut deh pokoknya. Tidur sendiri di kamar yang belum ada apa-apa itu, hanya sebuah tempat tidur, lemari dan meja belajar.
Aku sendiri. Aku belum mengenal siapa-siapa di sini padahal di tempat pendaftaran tadi aku lumayan berkenalan dengan teman baru.Namun karena begitu banyaknya, aku bahkan tak ingat satu pun. Semunya dari daerah yang berbeda di Indonesia. Ada yang dari Jawa,Bali,Sumatra dan Kalimantan. Beruntunglah aku, ada kakak tingkatku yang akhirnya dartang menghampiriku dan bilang semuanya baik-baik saja. Tak perlu ada yang ditakutkan. Rani Nainggolan, seorang mahasiswi Psikologi 06. Dia mengajariku banyak hal sebagai anak asrama. Kamar ka Rani menjadi kamar keduaku saking seringnya aku makan bareng dan ngobrol dengan dirinya.
Di asrama juga, aku diperkenalkan dengan suku Batak yang agak membuatku sedikit terkejut karena sebelumnya aku belum pernah kenal dengan yang namanya orang Batak. Kalau Jaawa atau Padang sudah pernah kukenal. ternyata aku nantinya juga disangka sebagai orang Batak, saking seringnya aku bersama cewek-cewek Batak yang cantik-cantik,hehe..dan aku pun terpengaruh sama logatnya.
ceritanya bagus kak,q suka bahasanya hehe
ReplyDelete