Skip to main content

Pulang

Pulang ke rumah merupakan saat yang paling menyenangkan, melihat wajah-wajah bahagia yang telah menanti selama empat tahun lebih. Banyak perubahan memang, semakin tua dan dewasa. Saya tidak begitu kaget melihat bapak, karena dua minggu sebelumnya kami sudah bersama-sama pada saat saya diwisuda. Ketika saya menjemput di bandara, saya juga cukup kaget. Sudah banyak rambut ubannya dan raut wajahnya semakin tua. Ah, memang begitulah hidup, semakin hari kita akan semakin menua.
Ketika berjumpa dengan adik pertama saya, saya lebih kaget lagi. Laki-laki memang cepat besar. Wig (nama adik saya), sudah menjadi pribadi yang dapat diandalkan. Sangat pandai berkomunikasi dan bergaul. Sejak kepergian saya merantau, dia banyak membantu bapak dan mama di rumah padahal dulu masih sesuka hati. Minta bantuan sedikit saja, mana mau. Ah, begitulah waktu selalu membawa perubahan.
 Satu lagi adik saya, San. Dulu saya ingat dia menangis ketika saya pergi, masih cadel dan sangat menggemaskan. Sekarang sudah duduk di kelas IV SD dan masih menggemaskan (masih suka saya cium-cium). Selama saya merantau, dia pasti menjadi pembawa keceriaan di rumah.
Satu kekhawatiran saya ketika pulang adalah mengenai daerah yang baru. Orang tua saya baru pindah empat tahun lalu  di kabupaten Nagekeo ketika saya berangkat menempuh pendidikan. Jadi saya masih agak asing dengan rumah kami yang baru. Namun di mana pun kalau bersama keluarga, semuanya terasa nyaman. 

Comments

  1. kangen juga ke rumah euy...
    ....
    mampir k blog ane juga ya kawan

    ReplyDelete
  2. ane dulu merantau
    tapi setahun pasti bolak balik 2 kali
    tapi ada suatu perasaan yang aneh pas pertama pulang rumah setelah kurang lebih beberapa bulan ngak pulang
    tapi kemanapun kita pergi
    pengennya ttp di rumah sendiri.. lebih hangat
    hehehehe

    ReplyDelete
  3. sebagai perantau, saya selalu tersentuh dengan kata "pulang"

    ada yang bilang nih, "home is where your heart is". artinya, selama ada orang yang kamu sayangin di sana, mau itu tempat baru atau udah lama, itu lah yang dinamakan rumah.

    nice post rose :)

    ReplyDelete
  4. halloooo rose yang fotonya manis banget... hihihi.... salam berkenalan yah...
    betewe, rupanya dari depok.... deket banget yah sama rumahku?? hihihihi...
    Rose, cerita dan curcolmu ini, mengingatkan aku akan masa kecilku... dulu, sulit sekali mendapatkan teman... tahu kenapa? karena aku terlalu sering pindah sekolah... setidaknya untuk ukuran jaman dulu yang belom ada telpon2an... HIhihi... Rose pasti lagi nerka2 berapa umurku yah? hihihi...

    Rose, teruskan yah bloggingnya.. semoga kita bisa jumpa lagi lain waktu... ^__^

    ReplyDelete
  5. kunjungan gan.,.
    bagi" motivasi.,.
    apapun yang bisa kita lakukan lakukanlah sekarang .,.
    jangan buang waktu kamu sia2.,.
    di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,

    ReplyDelete
  6. Wah senangnya kangen-kangenan ma keluarga

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...