"Mulutmu, harimaumu"
Pepatah tersebut tepat benar harus berlaku dalam kehidupan manusia. Mulut itu harus dijaga. Ucapan kita hendaklah benar-benar tidak bermaksud jahat dan menjerumuskan orang lain. Nah salah satu contohnya adalah membicarakan hal buruk mengenai orang lain. Seseorang ingin orang lain menyetujui pendapatnya yang jelek2 tentang seseorang yang menjadi target pembicaraan. Lebih dari itu, ia mendapat semacam perhatian dan posisi penting dalam kelompok di mana ia berbicara. Itu kalau teman-teman bicaranya kurang bijaksana. Jika pintar, topik pembicaraan akan diubah. Sang pembicara tidak sadar sedang dinilai sebagai biang gosip yang menyedihkan.
Pepatah tersebut tepat benar harus berlaku dalam kehidupan manusia. Mulut itu harus dijaga. Ucapan kita hendaklah benar-benar tidak bermaksud jahat dan menjerumuskan orang lain. Nah salah satu contohnya adalah membicarakan hal buruk mengenai orang lain. Seseorang ingin orang lain menyetujui pendapatnya yang jelek2 tentang seseorang yang menjadi target pembicaraan. Lebih dari itu, ia mendapat semacam perhatian dan posisi penting dalam kelompok di mana ia berbicara. Itu kalau teman-teman bicaranya kurang bijaksana. Jika pintar, topik pembicaraan akan diubah. Sang pembicara tidak sadar sedang dinilai sebagai biang gosip yang menyedihkan.
Jika terdengar sampai ke telinga sang target, nah akibatnya bisa panjang tergantung reaksinya. Ada yang mengambil sisi positif dengan menganggap sang biang gosip adalah fans yang terlalu perhatian kemudian mereka mengoreksi diri. Bahan cerita sang bigos lalu menjadi lecutan untuk memperbaiki diri.
Bloggers, 2 be continued :-)
--------------------------
waduh...
ReplyDeletepadahal aku cuka asal nyeplos...