Skip to main content

Disiplin "aware"

Keuntungan untuk selalu "aware" itu baik sekali untuk kehidupan. Namun keengganan untuk itu lebih banyak terjadi hingga timbul kerugian. Pintar-pintar cari celah di tengah keengganan untuk "aware". Banyak hambatan memang, butuh pengendalian diri kalau-kalau jatuh dalam sikap yang malah menyakiti orang lain & diri sendiri. Disiplin dalam pemikiran & tingkah laku perlu lebih dikembangkan jika tidak mau mengambil risiko merasakan yang namanya ketidakbahagiaan. Sebenarnya tidak muluk-muluk cara yang harus dilakukan. Sederhana, hanya melihat sesuatu sebagaimana adanya & merasainya bukan melihat sesuatu & merasainya sesuai keinginan kita.

Seringkali saya menginginkan apa yang saya ingin lihat,hingga dalam benak saya terbentuk gambaran meski samar tentang sesuatu yg saya lihat. Jika fakta di lapangan berbeda maka tinggalah saya dalam kekecewaan karena melihat sesuatu yang tidak sesuai gambaran saya. Ini tentu merugikan karena fakta berbicara apa adanya. Saya perlu belajar disiplin lebih.

--------------------------
Rosa D Panda

Comments

  1. tapi kalo saya justru mikirnya beda mbak rose,
    kalo semua sesuai sama apa yang difikirkan dan diharapkan, dimana serunya?
    tapi kalo yg didapatkan kadang bikin terkejut, seneng, sakit hati, sedih dan lain-lain, rasanya semakin tertantang aja untuk selalu mencoba.. :)

    ReplyDelete
  2. intinya sih segala kemungkinan bisa terjadi
    sesuai dengan harapan atau tidak itu sih soal nasib

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...