Skip to main content

TOEFL ITP

Tadi pagi saya terbangun dengan mimpi yang tetap bernyala untuk mencoba peruntungan di dunia beasiswa. Berkunjung ke bloggers lain yang juga sedang apply & senior yang telah berhasil, membaca setiap pengalaman mereka dan menemukan, ah kita samaaa pernah begitu! Sorak-sorak & then semangat menjadi berlipat ganda.
Niat tetap menjadi modal utama meski banyak kekurangan di sana sini, keep positive thinking & gaining more support. Next, tes TOEFL yg paling wajib. Sebelumnya saya cuma punya pengalaman TOEFL Prediction Test di tahun 2007 & 2012 yang hasilnya masih bikin meringis, soalnya tanpa persiapan (alasan). Berikutnya tes EPT dari perusahaan yg bekerja sama dengan LIA, how lucky I am!515, kurang 45 lagi.
Beberapa beasiswa mensyaratkan TOEFL iBT/IELTS tapi saya memilih ITP dulu saking mahalnya & takut scorenya tidak bagus, maklum belajarnya sendiri. Jadi pengen banget bikin English Club biar speakingnya lancar. Untunglah ada beasiswa hanya mensyaratkan ITP for the requirement.

--------------------------

Comments

  1. I did the same. Never tested TOEFL or IELTS with international certificate. It's too much as i am a student who have no money for that and aim to study abroad. I just want to test TOEFL-Like Test only because it's cheaper than those TOEFL and IELTS. *kok malah curhat english yak? haha*

    ReplyDelete
    Replies
    1. asyikkkk ada temen :D hehehe
      be patient, it's about time but you are so lucky has prepared it since undergraduate. Hope you will doin well, Reza

      Thank you for comment

      Delete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...