Skip to main content

Mengurus Visa India

Hai guys,
Semoga harimu menyenangkan, dan itu pasti jika kita berpikir demikian. Mari berpikir positif.


Pada post kali ini, saya akan membahas tentang tahapan membuat visa India untuk yang ingin jalan-jalan ke sana, tepatnya di Kerala (India bagian selatan). Kebetulan, 15- 26 July lalu, saya dan beberapa teman Komjak berkunjung ke sana untuk beberapa keperluan dengan menggunakan visa tourist. Biaya pengurusan visa Rp.472.000,00. Untuk pengurusan visa ini, tidak bisa diwakilkan. Jadi yang mau berangkat harus mengurus sendiri ke Kedutaan India, karena ada prosedur finger print. Sedangkan untuk pengambilannya bisa diwakilkan dan jika tidak bermasalah visa sudah bisa diambil pada sore hari (kira-kira pukul 16.00 WIB) . 

Oh ya, selain diurus ke kedutaan, jika benar-benar tidak sempat teman-teman bisa mengurus Visa On Arrival. Namun baiknya teman-teman mengurus ke visa tourist ke kedutaan.Jam pelayanan 8.30-12.30 WIB.
Kantor Kedutaan India, daerah Kuningan Jakarta

Seperti pada pembuatan visa umumnya, dokumen-dokumen yang  diperlukan adalah: 
  • Passport
Bagi yang belum punya passport bisa mengurus jauh-jauh hari sebelum berangkat. Apalagi kalau teman-teman bekerja karena bisa membutuhkan waktu 2 kali untuk datang mengantar dokumen, mengambil nomor antrian, foto dan wawancara. Kalau tidak sempat, teman-teman bisa menitip pada agen, meski lebih mahal. Saya kebetulan pakai jasa agen, karena dokumen saya memang ada yang tidak lengkap, yakni kartu keluarga asli yang jauh di rumah saya. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk membuat passport dan harus dibawa pada saat wawancara diantaranya : KTP asli, Kartu Keluarga asli/Ijazah asli/buku nikah asli, akta kelahiran. Biayanya kurang lebih Rp.300.000,00; Untuk update bisa langsung ke Imigrasi Web 
  • Invitation Letter 
Invitation letter yang dimaksud bisa berupa surat keterangan dari teman di India yang akan menampung selama teman-teman di sana. Bisa juga, hotel atau penginapan tempat menginap.
  • Tiket pp Indonesia- India 
  •  Rekening koran 3 bulan
Nah, teman-teman juga diminta untuk print buku tabungan atau rekening Koran dari bank tempat menabung. Untuk mendapatkan rekening Koran, teman-teman bisa ke kantor bank dengan membawa buku tabungan atau  print buku tabungan. Untuk itu,  rencanakan juga saldo teman-teman, biar bisa meyakinkan pihak kedutaan bahwa teman-teman punya cukup uang selama di sana.
  • Pas foto (non glossy)
Nah ini dia yang agak ribet, saya agak menggampangkan soal foto dan kelabakan karena ternyata rata-rata studio jarang yang dove atau non glossy. Kebanyakan foto yang tercetak itu glossy. Sebenarnya ada, tapi membutuhkan waktu sehari. Jadi siapkan saja dari jauh-jauh hari sebelum ke Kedutaan.  Sssst, namun sebenarnya tergantung situasi dan kondisi, foto pas glossy 4x6 saya dan beberapa teman lolos di Kedutaan. Oh ya, foto berwarna dengan latar belakang putih. Kalau punya foto dengan latar belakang warna lain, bisa diedit kok dengan photoshop. 
  • Form Aplikasi Online
Jangan lupa form aplikasi online yang harus teman-teman isi melalu web kedutaan India. Sebelum online, teman-teman bisa siapkan dulu semua informasi yang dibutuhkan di passport (nama, alamat)  dan invitation letter di depan mata sehingga bisa dengan cepat mengisi dokumen karena seingat saya tombol save-nya tuh kurang memuaskan dan jika harus online nomor register yang harus diisi lumayan panjang (kurang efektif). Nah, yang paling pentingnya lagi, teman-teman juga harus mengatur ukuran foto 350 pixel x 350 pixel (max 300 kB). 

Untuk kesan mengurus visa di kedutaan India mulai dari pintu gerbang Kedutaan sampai pintu loket pembayaran, semuanya ramah. Ruang tunggu juga lumayan lapang. Selain itu visa bisa diambil hari itu juga ( meski menunggu sampai sore) dan bisa diwakilkan. 
Visa Approval :D
Untuk perjalanan saya ke India, akan saya bagikan di post selanjutnya. 



Comments

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...