Skip to main content

Jalan-jalan ke Ho Chi Minh City bag 1 -Persiapan, Perjalanan & Hari Pertama

                                   
 Paulo Coelho'And, when you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it.

Dan segala yang baik dan buruk, sebaiknya dituliskan untuk diingat dan dijadikan pelajaran untuk selanjutnya.
             
Halo  travelers dan teman-teman, kali ini saya ingin berbagi cerita  perjalanan saya dan teman-teman ke Ho Chi Minh City. Kami berterima kasih pada beasiswa LPDP RI yang telah mensponsori perjalanan yang sangat berkesan dan membuka wawasan ini. Setelah berkas kami diterima baik oleh sponsor dan pembimbing serta mengetahui ketua program studi, kami pun merencanakan perjalanan kami. Tentu saja dengan modal acceptance dan invitation letter dari panitia seminar.


Kami memesan tiket H-5 hari dari keberangkatan.Sebenarnya bisa dipesan lebih awal dengan harga yang lebih murah, namun salah satu teman kami urusan paspornya belum selesai.
Perkenalkan 3 anak band, Bima, Allan dan kang Gema yang menjadi teman seperjalanan
Melalui #travel**a, kami pun mendapat penerbangan yang paling murah pada hari pemesanan dengan #JetS***, transit di Singapura selama kira-kira 9 jam. Penerbangan pukul 17.20(delay 1 jam) kemudian dilanjutkan lagi pukul 7.20 hari berikutnya. Kami melewatkan malam di area transit. 
Tidak banyak yang kami explore, karena tiba kira-kira pukul 22.00. Tentu saja, staf canteen incaran saya untuk makanan yang lumayan murah dan banyak sudah tutup. Kami pun mengitari area transit dan memesan  roast Chicken dengan harga 6.5 SGD.
Nah resto ini agak unik karena pemesanannya melalui mesin. Sama seperti pesan minuman atau tiket kereta. Jadi kita agak norak begitu, padahal sama saja seperti pesan tiket KA Jakarta.  Pecahan yang kami masukan 50 SGD dan tidak ditolak oleh mesin.
Foto dulu setelah kenyang.
Namun food stall di transit area tidak terlalu banyak. Jadi baiknya saran saya, kalau teman-teman masih kuat jalan bisa ke terminal 3 karena food stallnya lebih banyak. Naik sky train menuju terminal 3.

Oh ya, teman-teman bisa langsung akses wifi #WiFiChangi dan register nomor hp. Kemudian akan dikirimi password untuk akses masuk. Entah mengapa hp sponsor saya agak agak susah dapat sinyal cuma di tempat tertentu saja. (ya ellah, apa-apa ada sponsornya haha. Btw, hp xiomi mi4i saya dicopet di pasar Gasibu, dua hari sebelum berangkat. Karena keuangan menipis, saya jadinya belum bisa beli hp baru. Untunglah, Koko yang baik dan punya kelebihan hp) menawarkan  hp nya untuk saya pakai. Thanks, Ko!
Jika hp mati atau susah sinyal, kita bisa dengan sepuasnya pakai internet desktop yand ada di beberapa titik. Mungkin butuh buka email atau sekedar check in location.

Oh ya, ada kebakaran di terminal 2, sehingga penerbangan dialihkan ke terminal 3. Otomatis area sangat penuh sesak. Namun berita kebakaran ini baru saya ketahui ketika ada teman dari Indonesia yang memberitahu. Saking besarnya bandara, sampai tidak ketahuan. Kami pun balik ke terminal 1 area transit untuk mencari "tempat tidur". Sofa-sofanya (area longue) cukup nyaman untuk tidur. 
Tips bawa kain selempang karena dingin. Saya tidak ingat sama sekali soal menginap di Changi, taunya transit saja tanpa tidur.



Taraaaa, dan sampailah kami di Ho Chi Minh yang cukup terkenal dengan delta sungai Mekong-nya. Saya ingat pernah menghafal nama delta Mekon untuk pelajaran Geografi. Biasa, masih tidak menyangka akan bisa menginjakan kaki ke sini.

Delta Mekong, sumber kkehidupan yang mengalir melewati China, Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam

Saigon River dari ketinggian 
Imigrasi  di Vietnam, khususnya bandara Tan So Nhat  tidak terlalu ketat seperti di Indonesia atau Singapura atau Malaysia. luas  dan paling ramai. Di sini tidak dipisahkah antara foreigners dan native. Semua bertanda all paspors. Jadi kita semua tinggal mengantri di tempat yang lowong tanpa harus mengisi form VOA seperti di Singapura.  Dari bandara kami menukar USD kami dengan VND. 50 USD dapat sekitar 1000000 VND (Dong).  Transportasi menuju kota, bisa dilakukan dengan taksi Vina Sun taksi (disarankan) karena menggunakan argo. Hati-hati scam. Namun entah mengapa kami menggunakan travel yang terbilang cukup mahal sebenarnya. Jika di Indonesia sopir di kanan, maka di Vietnam sopirnya di sebelah kiri. Kemudian karena sebagian orang Vietnam yang kami temui tidak begitu fasih bahasa Inggris jadi kami tidak mengobrol dengan sopirnya.

Sesampai di hotel, karena watu check in kami masih lama, kami jalan-jalan sebentar mencari arah jalan ke hotel Rex, tempat acara diadakan. Tentunya setelah meminta izin menitipkan tas di hotel.
Di samping hotel, ada toko makanan halal. Kami makan di sana, karena sudah sangat lapar. Hitungannya sih lumayan mahal untuk ukuran kami yang ingin melakukan penghematan.Tetapi, tentu saja enak dan segar. Kami membayar 360000 VND (sekitar Rp. 180.000 untuk berempat).

Berikutnya tentang akomodasi kami selama di Ho Chi Minh. Kami memesan hotel bintang 3 selama 2 hari (dicover oleh sponsor) di travel****.  Saya lupa foto kamar hotelnya, lokasinya dekat dengan Ben Thanh Market, berada di deretan hotel-hotel lainnya.  Kami membayar Rp. 607749 untuk dua malam di kamar standart. Dalam kamar ini juga ada kulkas kecil, bisa untuk mendinginkan minuman yang kita bawa. Tersedia juga mie dan minuman dingin yang jangan asal dimakan atau diminum. Baiklah kita cek harga biar enak di kantong dan hati. Bukan apa-apa, di trip macam begini pengeluaran harus sangat ketat. 1 botol minum harganya 20000VND (kira-kira Rp 10.000,00)
Tampak depan hotel The White Luxury.

Image result for the white luxury room ho chi minh
Kamarnya begini, cuma jangan dibayangkan luas, sempit (source: google)  


Oleh karena acara yang saya hadiri resmi, maka saya memesan fasilitas ironing, kena charga Rp.10000 VND perpotong baju atau celana.  . Seharusnya jam 14.00  tapi bisa dilakukan jam 11.00. Secara keseluruhan, hotelnya sesuai gambar tapi jangan berharap terlalu banyak dengan luas kamar atau lorong-lorongnya. Semuanya serba sempit. Makanannya tentu saja banyak dan lengkap, mulai dari buah, cemilan, makanan berat hingga mie. Untuk yang muslim, bisa menanyakan ke resepsionis dulu mana makanan yang tidak mengandung pork. Saya pribadi cukup puas dengan pelayanan hotel the White Luxury ini karena dibolehkan check ini lebih awal. Meski saya lebih prefer pelayanan hostel.Untuk akses kemana-mananya, lokasi hotel sangat dekat dengan pasar Ben Thant jadi mudah untuk menemukan makanan halal.

Ehem, btw, hotel juga menanyakan apakah teman ingin mendapat pelayanan plus-plus atau tidak. Aha, tentu saja pertanyaan ini akan diajukan diam-diam, jika tidak ada teman perempuan. Jangan kaget, ya, haha.

Pemesanan hotel,  saya lakukan melalui travel***. Kenapa bukan yang lain? Saya tidak punya kartu kredit untuk pesan melalui bookin*.com. Katanya bisa melalui book****.com dengan memasukan nomor kartu debit, karena teman saya bisa pakai. Nah, dulu ketika backpacker pertama kali sendirian, saya pesan di situs itu, tapi hostel membatalkan secara sepihak bookingan saya sehari sebelum berangkat. Untunglah ada mas Uut, seorang yang saya kenal di situs jalan jalan, yang bilang pakai travel*** saja karena bisa langsung bayar. Hanya saja pemesanan di traveloka ada kekurangannya, karena saya memesan untuk empat orang, pemesanannya harus satu2 dengan beberapa kode booking karena saya memesan kamar dengan tipe yang berbeda. Ditambah lagi, waktu booking dan batas pembayaran hanya 1 jam. 
Oh ya, saya juga melakukan proses refund di trave***ka  dan prosesnya cepat. Sehari apply dan langsung dikirim balik duitnya. Jadi setelah pesan hotel, sebaiknya teman-teman cek lagi layanan apa yang disediakan oleh hotel. Saya langsung mengganti hotel karena ada laporan kalau tidak termasuk wifi. Entahlah, sebelumnya sudah dicek ada tapi giliran sudah issued, ada laporan tidak termasuk wifi. Untunglah pihak agen cukup cepat tanggap.

Well sekian untuk day 1 dan 2 perjalanan ke Ho Chi Minh city. Disambung lagi dengan cerita konferensinya.  
Ben Thanh Market-Pusat oleh-oleh murmer di Ho ChiMinh

Di salah satu persimpangan area Ben Thanh

Berinteraksi dengan orang asli Vietnam
Area sekitar hotel


NB:
Saya turut berduka cita dengan korban ledakan bom Kampung Melayu.  Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kekuatan.My deepest condolence.
Selamat juga untuk  keluarga dan teman-teman saya  yang akan memasuki bulan puasa.


























Comments

  1. waow nampaknya menyenangkan sekali, dan disponsorin pulak jadi makin menyenangkan deh hehe :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...