Skip to main content

Hello Makassar-Inspirasi Alumny Gathering

Selamat pagi dari Makassar! Sambil menunggu matahari terbit, saya mau berkomitmen untuk menulis lagi. Saya punya banyak sekali utang tulisan. Saya tidak bisa mengeluh kalau terlalu sibuk. Saya punya banyak waktu untuk menulis dan berefleksi. Menulis merupakan salah satu cara mendapatkan kebahagiaan. Meski, saya punya banyak PR untuk terus meningkatkan ketrampilan menulis. Terima kasih untuk mentor-mentor saya yang terus mengingatkan saya untuk tetap menulis.

Ini kali pertama saya ke Makassar. Bahagia bisa menginjakan kaki di Pulau Sulawesi dalam rangka mengikuti pertemuan alumni pertama program INSPIRASI. Program belajar yang saya ikuti selama 6 bulan di Selandia Baru. Kegiatan apa saya yang kami lakukan? Tentu saja melepas kangen dengan teman-teman baik, lalu presentasi project dan kunjungan. Kami disambut baik dan hangat  sekali oleh Bakti, Ibu Suzan, Ibu Sherly dan Pak Yusran. Selama kegiatan difasilitasi oleh Ibu Luna Vidya yang selalu bersemangat. Di hari pertama, kami mendapat paparan materi dari Pak Andi Yani (dosen UNHAS) lalu Ibu Lusi mengenai gambaran umum politik Indonesia dan peran NGO di dalamnya. Tahu sendiri saya tadinya agak skeptis soal politik.

Saya sangat bersyukur sekali bertemu teman-teman inspiratif ini. Awalnya saya agak skeptis bisa solid. Tahu saja, selama 6 bulan di Auckland butuh waktu kurang lebih 2 bulan untuk merasa nyaman. Apalagi saya anaknya suka melakukan apa-apa sendiri, bahkan jalan-jalan.
Dulu,
Kk T: What is your plan for the weekend?”
Me:  “Will go to the museum”
Kk T: Can I go with you?
Me: “No”! 
Iya, saya sejahat itu. Namun sebenarnya tidak jahat juga, lebih kepada ingin bereksperimen menikmati hal-hal baru sendiri. Untunglah, teman-teman memaklumi dan tidak mempermasalahkan.
Namun baiknya, saling pengertian dan cinta itu selalu ada sehingga saya sangat menikmati pertemuan alumni ini. Mereka sudah seperti saudara sendiri. Saya jarang telpon atau cek-cek instagram tapi sekalinya telpon atau chat pasti lama.  Sayangnya, Fauzan sakit dan tidak bisa ikut ke Bira.


Presentasi project berlangsung baik sekali. Bangga sekali dengan serial perkembangan teman-teman sekalian. Making-masing punya tantangannya sendiri dari mengusulkan ide, presentasi proposal sampah tahap eksekusi. Namun seperti yang ka Tirsa selalu sampaikan, bermimpilah yang besar, pasti projectnya jadi dan bermanfaat.

Berikutnya kami akan melakukan kunjungan ke beberapa organisasi hari ini dan besok.

Comments

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...