Beberapa kali saya sering bertanya tanya dalam hati. Baik hasil refleksi maupun tiba- tiba pertanyaan tersebut masuk ke kepala.
Pertanyaan ini saya pikir menarik sekali. Memberi ruang kepada saya sejenak untuk berpikir kembali mengenai aksi dan reaksi di hidup.
Ada sekian aksi yang kita lakukan ataupun yang orang lain lakukan terhadap kita. Masing-masing pun memiliki reaksi sendiri-sendiri tergantung pandangan hidup masing-masing. Beberapa kali ada reaksi negatif yang merugikan baik diri sendiri maupun orang lain. Namun banyak juga untuk kebaikan diri sendiri. Fokus saya beberapa tahun ini sudah lebih baik. Sejak berusaha menerapkan prinsip hidup stoic di hidup, bahwa kita tidak bertanggung jawab terhadap reaksi orang lain maka hidup lebih legowo. Tidak lagi bergantung secara emosional terhadap orang lain.
Pertanyaan "dari mana datangnya" aksi-aksi di hidup akan mengontrol perilaku kita. Apakah lebih positif untuk dilakukan? Apakah datangnya dari keprihatinan? Apakah bersumber dari hukum cinta kasih? Apakah mengutamakan kebaikan orang lain? Apakah untuk tujuan baik bersama? Pertimbangan-pertimbangan ini menjadikan diri lebih peka terhadap urusan-urusan di hidup. Ada aksi-aksi yang mungkin kurang baik, bisa kita hilangkan. Ada perbuatan yang tidak perlu karena berdasarkan pertimbangan kita, tidak ada manfaatnya bagi hidup kita maupun orang lain.
Di dalam hidup yang semakin kompleks, jangan sampai aksi-aksi di hidup hanya menyusahkan orang lain. Juga merendahkan kehidupan orang lain. Setiap orang berharga, punya pengetahuan, punya pengalaman baik buruk yang menjadikan mereka sebagai pribadi utuh yang pantas dan layak untuk dihargai. Untuk itu, baiknya selalu bertanya pada diri sendiri, dari mana datangnya niat/perilaku/aksi/perbuatan sehingga selalu bertujuan untuk kebaikan bersama.
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih