Skip to main content

Great Day

Wow...this day is great, amazing and beautifull. Hai..,hai, lalalalalalalala.
Saya harus bilang, kalau saya senang sekali hari ini. Tidak usah tanya mengapa, karena saya akan menyatakan beberapa alasannya berikut ini: 

 Saya bangun pagi. Bukannya tidak biasa bangun pagi, namun berbeda dengan pagi-pagi yang lain. Saya menyempatkan diri untuk menikmati udara pagi yang nyaman. Sambil mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Saya hanya berjalan di sekitar kompleks untuk membeli sayuran dan lauk yang ingin saya masak pagi ini.
 Mendengarkan musik klasik saya beberapa saat setelah bangun yang langsung di minta diganti oleh teman saya(hahahahaha, ga papa , lumayan dalam beberapa menit).    

 Senang rasanya ketika melihat jemuran saya penuh dan kamar saya bersih dan rapi, masakannya juga sudah selesai, siap dibawa ke kampus.
     
Dan yang terakhir ini, paling hebat. Saya sepertinya bisa menepati janji dengan baik. Hari ini saya punya tiga janji yang harus saya tepati. Pertama, bersama teman idiot saya( hehehe, kita punya perjanjian untuk panggilan ini, hehe) dan dua janji lainnya. Semoga bisa berjalan lancar ya.

Namun yang namanya hari indah tidak selalu ada yang indah, hohoho. Tiba-tiba saja, saya dikagetkan oleh tamu yang selalu bikin hati saya langsung deg-degan*. Hem, mungkin dia lagi butuh).
*hehe, tak layak diceritakan di sini.

Comments

  1. ow...jadi siapakah pria misterius yang tidak boleh diceritakan disini? ehem...:p

    ReplyDelete
  2. hahaha..itu bukan pria misterius..tu ibu kosan..

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...