Skip to main content

Lari Pagi



Pagi ini saya terbangun dengan sehat. Makasih Tuhan. Hem, anehnya saya kesulitan menggerakan badan saya seperti biasanya. Ada apa ini? Persendian kaki saya seperi dibebani sesuatu. Lebih tepatnya, pegal-pegal.
Yah, saya baru tersadar kalau saya olahraga pagi-pagi kemarin. Cuma lari-lari kecil di seputaran kampus UI. Hem, sambil membuat dokumentasi tentunya, hahahaha.  Sepertinya acara lari pagi yang selalu saya dan teman-teman lakukan hanyalah untuk mendokumentasikan view-view yang bagus dan kebersamaan kami  yang sangat kadang . 

Namun, agaknya lari pagi kali ini agak berbeda dari biasanya. Tidak monoton lari namun sambil senam. Saya perkenalkan, instruktur senam yang asyik dan OK banget, ka Hana Tampubolon. Kehadirannya seorang dapat mewakili keberadaan lima orang berkepribadian seperti saya, hahahahaha peace ka tapi benar suka banget acara pagi kita. Oh ya, bersama ka Sari juga. 

Gerakan-gerakan senam ka Hana, asyik banget loh, seperti dance. Berbicara soal dance, saya sebenarnya suka banget sama yang satu ini. Cuma badan saya kurang lihai dan tanggap untuk menghafalkan dan menyesuaikan gerakan badan saya dengan yang lain. Lagian saya juga pemalu( tapi sekarang sudah berani kok). Hem, saya jadi ingat pengalaman saya beberapa waktu yang lalu ketika mengikuti acara ANBTI yang diselenggarakan di kota tua, wah saya ikutan goyang poco-poco dan sajojo( seru sekali) .
Nanti foto-fotonya saya masukin. 

*ceritanya nanti disambung lagi, tiba-tiba saya sudah sangat ingin tidur

Comments

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...