Skip to main content

Mengejar Gelar Sarjana "Sinting" 3

Yay! Sudah saatnya bercerita lagi tentang huru hara mengejar sarjana sinting, wahh saya punya utang banyak post terutama soal kode.mobi. Nanti sajalah, pasti di post, yang penasaran bersabar yah. Benar-benar huru hara, dunia.

First, teman-teman saya kemarin sempat magang di Batan,  sudah selesai tapi dua minggu lalu saya masih nunggak laporan magang karena soal proposal untuk sarjana sinting. Dalam plan lists saya, laporan magang itu dikerjakan waktu libur lebaran. Namun ternyata oh ternyata harus sudah dikumpul tanggal 25 Agustus. Oh what a hard day! Saya masih harus bolak balik ke Pasar Jumat, ternyata ada data yang tidak bagus, ah tidak terbaca oleh saya. Jadi lumayan berdiam diri seharian dalam lab, dan heyy di hari ulang tahun saya.

So  tanggal 24 harus saya kejar, biar sempurna selesai tanggal 25. Dengan santai, saya pergi ke naiks(perpustakaan departemen) untuk menyelesaikan semuanya. Entah mengapa, saya pikir di kamar tak selesai-selesai nanti, karena banyak ini dan itu. Eh, taunya baru saja nyampe
“Udah siap?kita progress loh hari ini?”
“What? Proggres?”
Yay, arsip-arsip penanggalan saya langsung keluar. Ah akibat tidak ngelab beberapa hari, saya lupa banget kalo hari ini ada presentasi proggres penelitian saya yang belum seberapa itu. Pra proggres, tepatnya.
“Jam berapa?”gigit bibir
“Jam 1”
Oh ok, jam sepuluh waktu itu dan hey mari kita kebut. That was a very nice day!Forget about apprentice report.

Hari itu kira-kira sampai jam 19.30 pulang dari kampus. Masih bisa bernafas lega karena presentasi ditunda, wah punya yang lain sudah pada keren-keren.
Kembali ke laporan magang, malam itu juga kebut-kebutan. Untunglah tahu cara ngebuat daftar isi otomatis #barutahujadigaperlurempong,makasih Sariii dan Rastyy!

Esoknya.25 Agustus. Deadline.
Mas-mas fotocopynya bikin masalah. Masa yang dijilid bagian sebelah kanan. Yay, emang membaca dari kiri ke kanan apa. Oh selalu ada-ada saja. Untunglah yang hardcovernya doang, kalau sama softcopy.
“Mana mas saya liat?”
“Diprint ulang aja mba”
“Yah mas, emang ga pake tinta, ga pake kertas, ga pake uang”
“Setengah harga, mba”
Diam.Tidak bisa dibohongi, mata berkaca-kaca.Dalam hati dongkol setengah mati. Ga tau lu mas, yang pasti ini terakhir kali saya ke sini. Awas aja kalau sampai uang yang saya kasih tidak ada kembaliannya.
“Potong aja mas”
“Lah nanti ga bagus mba”
“Potong aja ya mas”
30 menit kemudian
“Udah mba”
Waiting. Uang saya ada yang dikembalikan sambil mengecek-ngecek hardcopy yang tidak bagus itu.
“Ehem, mas ini harga udah termasuk kerusakan yang mas buat.”
Semua mata memandang saya. Nada saya sedikit tidak biasa. Jiahh, kemudian diulurkan uang lima ribu perak tanpa disertai permintaan maaf. Oh mas-mas harga harus sesuai kualitas dan tolong selipkan kata maaf jika ingin membuat pelaggan merasa lebih baik.


Yay! sungguh menikmati hari-hari ini. Begitu menyenangkan!Bagaimana dengan kamu?

Comments

  1. begitulah suka dukanya buat skripsi.ygn sabar ya ...

    ReplyDelete
  2. Hahaha, saya ketawa deh, pas tahu jilidnya di sebelah kanan. ^^
    Maap... saya ketawa... :D

    ReplyDelete
  3. Hahaha ... S3, sarjana sinting ... :D

    ReplyDelete
  4. Wooww... kegiatannya seru, hehehe...

    Saya biasanya stress berat kalau dikejar deadline yg sangat ganas kyk gitu... :D

    Salam :-)

    ReplyDelete
  5. hehehe...emang sableng dikau. si masnya ikut stress deh

    ReplyDelete
  6. semua perkerjaan klo dikerjakan dengn hati gembira , pasti gk trasa tuh susah-capeknya.

    ReplyDelete
  7. eh, bisa keliru gitu jilidnya.. masnya lagi puasa kali, jadi ngejilidnya nggak konsen.

    pake lupa minta maap juga. hehehe.

    sabar buuu, orang sabar rejekinya lebar :P

    betewe, lama nian nggak mampir dimari.. maap lahir batin yaa kalo selama ini banyak salah, banyak komen yang nggak enakin

    ReplyDelete
  8. Kabar ku hari ini cukup menyenangkan juga sob.. Habis lebaran jadi harus tetap senang B)

    ReplyDelete
  9. Postingnya semakin mantab dan enak dibaca. Selamat

    ReplyDelete
  10. bikin skripsi itu rempong ya? semangkaaaa... semangat kakak. :D

    ReplyDelete
  11. Emang susah ya bilang minta maaf...
    Semangat!!!!
    Semoga sukses!

    ReplyDelete
  12. believe it or not, tapi saya tahu banget birokrasi yang beginian rempongnya (minjam istilah kamu) minta ampun!

    tapi pastui bisa kok! semangat ya!! and btw, minal aidin wal faidzin. :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...