Skip to main content

Selamat jalan Bp. Elias Ndiwa

Pagi ini, kami sekeluarga menerima berita duka atas kepergian bapa besar tercinta, Elias Ndiwa,
beliau mempunyai kenangan tersendiri bagi keluarga kami,
terutama untuk ayah saya.
 
Ayah saya dulu menjadi tanggungan beliau ketika merantau dan  ayah saya cukup dekat dengan beliau. 
Secara pribadi, saya pun mengenal beliau dengan baik, sebagai bapak yang penuh dengan kasih sayang, untuk keluarga besarnya. 
Waktu kecil, di usia sekolah, saya selalu disupport untuk prestasi-prestasi kecil saya, kalau beliau datang berkunjung kami pasti dapat oleh-oleh atau pun uang.
Terakhir, saya bertemu beliau ketika perjalanan perdana saya ke Kupang, Maret 2012. Tidak sesehat sebelumnya karena menderita sakit tetapi kami bisa mengobrol.
Waktu itu, saya disuruh untuk tetap tinggal karena ada info lowongan kerja yang akhirnya saya lewatkan karena tiket pesawat ke Ende sudah saya beli.
Beliau masih memikirkan kepentingan saya, dengan tetap menyarankan untuk menunggu namun saya memutuskan untuk pulang. 
 
Saya yakin beliau pergi dengan bahagia karena meninggalkan generasi penerusnya dengan modal yang cukup, pendidikan dan keberhasilan anak-anaknya. Beliau jalan dengan bahagia.
Semangat kasih dan kekeluargaan yang beliau tunjukan akan menjadi bagian hidup yang saya pribadi teladani.
Selamat jalan, bapa Elias Ndiwa.
 
 

Comments

Popular posts from this blog

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...

Penghargaan bagi lansia

"karena mereka tua oleh waktu tapi kenalilah sejenak masa mudanya" Sumber:http://ibnumada.files.wordpress.com/2010/04/nenek.jpg  Kini kita masih muda lalu menjadi tua secara perlahan-lahan karena waktu yang kian beranjak, Kadang kita suka menyangkal ketuaan kita( hahahaha, suka ngaku-ngaku masih 17, iya ga??)  Lihatlah, sekian banyak kerut di dahi, keriput wajah dan mata yang berbicara tentang kisah hidup yang telah dilewati. Suka dan duka. Di Jepang diadakan satu hari libur besar untuk menghormati para lansia yang diistilahkan Keirou no hi      untuk menghormati kerja keras dari para lansia ini. Upacara ini diperingati setiap hari Senin, mingggu ketiga bulan September. Saya merasa bahwa penghargaan bangsa Jepang terhadap para lansia sangat besar sampai hari itu diliburkan apalagi hari Senin. Saya bertanya-tanya, di Indonesia ada ga ya? Setelah browsing ternyata di Indonesia juga diperingati hari Lansia, tanggal 29 Mei menurut UU no 13 tahun 1998 lo...

Saya, Kamu dan Alam (Sahabatkah?)

“Karena kita tidak hidup seribu tahun lagi tapi alam bahkan akan ada beribu-ribu tahun lagi” dok pribadi:Dipotret dari nyamanya kursi bus dalam perjalanan Jawa-Bali, July 2010 Saya tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi dengan alam saya dan alam anda seribu tahun lagi. Bukan tidak mungkin untuk menjadi sangat berbeda dengan bumi yang kita tinggali sekarang, yang bahkan kondisinya memprihatinkan.  Generasi   kita selanjutnya mungkin akan mengenakan masker untuk menghalangi radiasi yang dapat merusak langsung kulit karena lapisan ozon yang membolong. Mengapa? Ah, saya yakin anda dan saya pasti bukan nenek moyang yang baik bagi penerus kita. Bukan seperti nenek moyang kita yang dalam sejarahnya menghasilkan penemuan-penemuan yang membantu kita kini. Kita akan dicap sebagai neneng moyang masa perusakan.  Tidak adil memang, karena masih ada sebagian besar orang yang pada masa ini yang menyerukan perbaikan pada alam ,menunjukan persahabatan pada alam dan mengh...