Skip to main content

E book reader, please!

Semalam saya masih teringat sama e book reader, setelah beberapa waktu berhasil memendam keinginan untuk punya.
Saya tertarik dengan Kindle paperwhite milik Amazon yang agak murah dibanding seri kindle lainya karena saya juga tidak begitu membutuhkan banyak aplikasi. Sebenarnya yak, murah kindle nya tapi sayang tidak dijual di Indonesia. Bisa dapat kobo atau kindle dibawah satu juta. Kalau di www.tokoebookreader.com, harganya tentu saja lebih mahal. Mau bagaimana lagi, bea cukai dan shippingnya. Kalau punya duit, sebenarnya tidak masalah hahahaha beli lebih mahal. Namun keuangan saya memburuk, akibat membeli tiket pulang tiba-tiba. But worth it lah, ketemu keluarga :-D
Kobo juga bagus tapi entah mengapa dari beberapa review, lebih bagus kindle.Namun kobo touch reader juga jadi incaran saya. Dulu saya malah mau Nook karena designnya.
Kalau dihadiahkan, saya mah mau-mau saja, merek apa pun yang penting e-ink.
Saya bukan maniak gadget tapi gadget yang satu ini lain. Khusus untuk membaca dengan tinta e-inknya yang berasa baca di buku. Sudah pasti bisa dibawa kemana-mana dan baterenya tahan lama karena emang cuma buat baca. Ini yang membedakan dari tablet yang dilengkapi beragam aplikasi.
Untuk menghibur diri, maka tadi pagi-pagi masih dengan gambar kindle di kepala dan desahan panjang khas desperate, saya bilang, "ah Rosa, beberapa tahun lagi kamu mungkin bisa beli langsung di tokonya. Mungkin suami kamu orang Amerika, atau kamu dapat beasiswa ke Amerika. Who knows? #wwkkk

Oh I want an ebook reader, please:-D

Comments

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...