Skip to main content

Mempertanyakan Hukuman Mati

Pada saat ini saya seharusnya masih berkutat dengan tugas-tugas #PKLPDP27 ,namun saya masih menaruh hati dan pikiran saya pada saudara-saudara yang dieksekusi mati. Saya masih #greget untuk mencurahkan kegelisahan saya ini, setelah mendengar dan membaca mengenai eksekusi mati beberapa orang pengedar narkoba.

Saya bukan seorang ahli hukum yang ingin memperdebatkan  & menilai prosedur eksekusi mati dari segi hukum. Saya hanya warga sipil biasa yang hanya tahu bahwa hukum itu adalah rangkaian kesepakatan-kesepakatan yang dibuat oleh manusia untuk menegakan keadilan. Hukum pun dalam perjalanannya harus disesuaikan dan digubah sesuai situasi dan kondisi pada periode tertentu karena ilmu pengetahuan, wawasan dan pemahaman, sosial budaya dan ekonomi politik suatu bangsa berkembang dalam tatanan waktu tersebut. (IMHO & *IMLK)

Hak untuk mengeksekusi

 Di atas semua hal nafas hidup manusia dan keberadaan manusia itu dengan kelebihan dan kekurangannya adalah makhluk paling indah dan paling mulia. Melebihi agama sekalipun. Penghargaan terhadap manusia yang satu dengan yang lan pun menjadi suatu hal yang selayaknya ada, sebenci-bencinya kita dengan orang lain. Sesama  manusia itu adalah kita, dengan organ tubuh, indera dan otak yang ada dalam diri kita walau dengan komposisi yang berbeda-beda.


 Lalu layakkah kita untuk menarik nafas kehidupan orang lain dan membiarkan menjadi onggokan
source; google images (CALM)
daging. THAT’S REALLY CRUEL!! I know they have killed people by drugs and narcotic, and more than thousands people in the whole world prayed those to be died, but not died in that way, not died because country’s law.
 Siapa lu yang berhak mengambil hak hidup orang lain?!!!!! #Sigh

Kemudian akan ada pertanyaan muncul, bagaimanakah hukuman untuk manusia yang tidak tahu malu, yang melakukan pembunuhan berencana? #Sh*t !  Mengapa orang harus bunuh membunuh? Ke mana perginya hati nurani orang-orang sakit jiwa ini? Kepuasan macam apa, ketika melihat orang mati terkapar, tak bernyawa? Bagi yang memperjuangkan keadilan tentu saja menginginkan hukuman yang setimpal. Mereka yang kehilangan orang yang sangat disayangi akibat dibunuh, #mungkin akan puas jika melihat pembunuhnya dihukum setimpal dengan perbuatan namun bukan dengan ide hukum menghukum yang buruk berupa hukuman mati.

Sudahkah hukuman mati ini menjadi hukuman paling adil? Sudahkan hukuman mati ini menjadi hukuman yang paling tepat sasaran untuk meminimalisir tindak kejahatan?

Selain berduka karena korban hukum yang masih harus dipertanyakan ini, Indonesia turut berduka atas meninggalnya bapak Bob Sadino, you are rocking, pak!
*IMLK :In my limited knowledge 

Comments

Popular posts from this blog

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...

Penghargaan bagi lansia

"karena mereka tua oleh waktu tapi kenalilah sejenak masa mudanya" Sumber:http://ibnumada.files.wordpress.com/2010/04/nenek.jpg  Kini kita masih muda lalu menjadi tua secara perlahan-lahan karena waktu yang kian beranjak, Kadang kita suka menyangkal ketuaan kita( hahahaha, suka ngaku-ngaku masih 17, iya ga??)  Lihatlah, sekian banyak kerut di dahi, keriput wajah dan mata yang berbicara tentang kisah hidup yang telah dilewati. Suka dan duka. Di Jepang diadakan satu hari libur besar untuk menghormati para lansia yang diistilahkan Keirou no hi      untuk menghormati kerja keras dari para lansia ini. Upacara ini diperingati setiap hari Senin, mingggu ketiga bulan September. Saya merasa bahwa penghargaan bangsa Jepang terhadap para lansia sangat besar sampai hari itu diliburkan apalagi hari Senin. Saya bertanya-tanya, di Indonesia ada ga ya? Setelah browsing ternyata di Indonesia juga diperingati hari Lansia, tanggal 29 Mei menurut UU no 13 tahun 1998 lo...

Saya, Kamu dan Alam (Sahabatkah?)

“Karena kita tidak hidup seribu tahun lagi tapi alam bahkan akan ada beribu-ribu tahun lagi” dok pribadi:Dipotret dari nyamanya kursi bus dalam perjalanan Jawa-Bali, July 2010 Saya tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi dengan alam saya dan alam anda seribu tahun lagi. Bukan tidak mungkin untuk menjadi sangat berbeda dengan bumi yang kita tinggali sekarang, yang bahkan kondisinya memprihatinkan.  Generasi   kita selanjutnya mungkin akan mengenakan masker untuk menghalangi radiasi yang dapat merusak langsung kulit karena lapisan ozon yang membolong. Mengapa? Ah, saya yakin anda dan saya pasti bukan nenek moyang yang baik bagi penerus kita. Bukan seperti nenek moyang kita yang dalam sejarahnya menghasilkan penemuan-penemuan yang membantu kita kini. Kita akan dicap sebagai neneng moyang masa perusakan.  Tidak adil memang, karena masih ada sebagian besar orang yang pada masa ini yang menyerukan perbaikan pada alam ,menunjukan persahabatan pada alam dan mengh...