Skip to main content

Menjelang tiga puluh

Hola bloggers, semoga selalu sehat, baik dan bijaksana. Nah postingan kali ini adalah salah satu bentuk ungkapan syukur dan komitmen untuk memperbaiki diri. Jadi kalau agak membosankan, mohon dimaklumi cuma buat sharing-sharing saling menguatkan.

Saya selalu percaya bahwa Tuhan selalu menyertai saya sejak saya dilahirkan hingga kini, di usia yang akan menginjak kepala tiga.

Sepanjang jalan bersamaNYa pun tidak selalu mulus. Hubungan yang akrab dalam kurun waktu tertentu kemudian bisa saja seperti tak saling mengenal di waktu - waktu lainnya. Seakan lupa kalau bersahabat dan mengenal dekat, lalu jatuh dalam lika liku dunia dan kemudian kembali menanyakan di manakah gerangan Tuhan. Setiap punya masalah kemudian barulah Tuhan dikejar. Senangnya adakah Tuhan selalu di sana. Sejak awalnya, memberi hidup, memberi sehat, memberi makan, memberi kasih tak berkesudahan. Merasa setiap moment adalah sepantasnya adalah salah satu contoh dari kurang bersyukur.

Khotbah Minggu kemarin yang saya dengar, kembali terngiang. Makan dan kunyalah firman Tuhan untuk menghadapi hidup dan untuk memperoleh setiap jawaban atas pertanyaaan yang muncul.
Saya mengamati diam-diam ayah saya. Kebiasaannya tiap hari adalah membaca firman, diulang-ulang kemudian direnungkan. Beliau selalu berbagi bahwa kekuatan hidupnya dari firman Allah dalam Alkitab itu. Dan saya pun mengiyakan pengalaman hidup si Bapak, dari manalah kekuatannya yang besar, semangatnya yang menyala dan keriangannya yang selalu memberi kami ketenangan dan penghiburan. Hanya dari Allah saja.

Di sore ini, saya pribadi menyerahkan diri sepenuhnya akan kekuasaan Tuhan dalam kehidupan saya.  Biarlah hanya Tuhan yang menjadi tempat saya mengadu dan bercerita dan jika saya mencari, saya akan menemukan petunjuk di dalam kehidupan saya. Biar Allah menuntun saya menuju tujuan karya penciptaan-Nya. Ya!Allah yang baik menciptakan saya atas satu tujuan. Biar hidup saya Tuhan pakai, rejeki saya Tuhan atur, pekerjaan saya Tuhan berkati,keluarga saya Tuhan lindungi.

Terima kasih Tuhan, untuk anugrah hidup menjelang tiga puluh. Meskipun saya banyak kurangnya namun Engkau angkat, lindungi dan jaga selalu.

Salam baik.

Comments

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...