Skip to main content

Bumi Manusia

Sudah tahu kan salah satu karya besar dari Pramodya Ananta Toer berjudul Bumi Manusia? Sedang booming beberapa minggu terakhir ini karena kabar bukunya akan difilmkan. Lalu ada pro dan kontra mengenai pemeran Minke, tokoh utama dalam kisah bumi manusia.

Pasti banyak yang beli dan baca bukunya seperti saya yang buru- buru bongkar kardus. Sebenarnya, saya sangat terlambat sekali baca buku ini, sudah dikenalkan bertahun lalu. Bukunya baru dicari Oktober kemarin di pasar buku Palasari Bandung. Maafkan,  beli bajakan dan sangat tidak disarankan. Mending beli asli. Nah sejak Oktober buku kemudian dipacking rapi karena harus balik ke rumah. Jadi buku bagus ini kemudian baru dibongkar dari kardus. Untunglah terbeli hingga bisa sedikit berkomentar mengenai apakah Iqbal Junior aka Dilan dapat memerankan tokoh  Minke dalam buku tersebut. Menurut saya, Minke hanya sebagai pusat dalam cerita yang akan membawa kita pada tokoh-tokoh lainnya yang punya ceritanya masing-masing.

Minke adalah seorang pemuda terpelajar asli Indonesia, anak bangsawan yang menyembunyikan identitas kebangsawanannya, berkesempatan mengenyam pendidikan di Hoogere Burgerschool, HBS. Jadi namanya cuma Minke saja, tanpa embel-embel. Sering jadi pertanyaan kalau kenalan. Karakternya digambarkan berpikiran terbuka, beda dari pemuda kebanyakan, keras kepala, suka diskusi dan rajin. Juga, IMHO, Minke ini setia, berkomitmen dan luwes dibuktikan dengan kisah pertemuannya dengan Annelise yang cukup instan tapi membekas dalam.

Apakah Iqbal Cowboy Junior dapat memerankan Minke? Saya sepakat dengan salah satu quote dari sekian banyak quote yang bagus dalam buku ini. Seorang terpelajar  itu harus adil sejak dalam pikiran apalagi perbuatan.
Semoga kita berlaku adil dalam menilai kualitas Iqbal sebagai aktor pendatang baru juga si sutradara yang sebenarnya juga banyak diragukan netizen. Saya juga harus jujur, kurang tertarik dengan karya-karya HB. Namun tentu saja saya tidak berbusa busa untuk mengeluhkan keadaan yang sudah demikian dan harus saya akui bahwa sahaya biasanya hanya menonton filmnya tanpa mempersoalkan atau bahkan mau mengenal siapa sutradaranya.

Terlepas dari Minke, saya lebih penasaran dengan sosok Nyai Ontosoroh dan anaknya Annelis. Kisah hidup mereka jauh lebih kompleks dan dalam juga karakter mereka. Aktor yang memerankan haruslah mampu menghadirkan kelamnya hidup Nyai Ontosoroh serta karakter wanita cerdas  dalam bahasa tubuhnya.

Penulis mampu memainkan emosi pembaca dalam membaca buku ini. Penasaran, sedih dan gembira serta kemarahan saya rasakan. Saya tekankan rasa sedih mengenai orang-orang yang lemah posisinya karena bertumpuk-tumpuk peraturan bernama hukum. Jadi semacam ada setumpuk bawang merah ketika Annelis dipaksa pindah jauh. Hopefully this is not spoiler. 

Juga pentingnya nasihat nasihat atau pesan seorang Pramodya dalam bentuk percakapan-percakapan yang sungguh tidak menggurui. Saya belajar banyak hal dari buku ini.

Harapan saya buku Bumi Manusia menjadi bacaan wajib di sekolah atau perkuliahan tidak milik mereka yang belajar sastra. Supaya apa?
Karakter anak Indonesia yang lebih kuat dan beradab, tidak ada kesombongan intelektual, bullying ( saat ini via medsos terpampang nyata), penghargaan atas setiap ciptaan, tidak prasangka atau berlaku adil sejak dalam pikiran aka pakai data, pakai fakta baru you judge.

Sekiranya itu sedikit banyak yang bisa saya tuangkan dalam bentuk tulisan mengenai Bumi Manusia.
Tabik.

Comments

Popular posts from this blog

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...

Penghargaan bagi lansia

"karena mereka tua oleh waktu tapi kenalilah sejenak masa mudanya" Sumber:http://ibnumada.files.wordpress.com/2010/04/nenek.jpg  Kini kita masih muda lalu menjadi tua secara perlahan-lahan karena waktu yang kian beranjak, Kadang kita suka menyangkal ketuaan kita( hahahaha, suka ngaku-ngaku masih 17, iya ga??)  Lihatlah, sekian banyak kerut di dahi, keriput wajah dan mata yang berbicara tentang kisah hidup yang telah dilewati. Suka dan duka. Di Jepang diadakan satu hari libur besar untuk menghormati para lansia yang diistilahkan Keirou no hi      untuk menghormati kerja keras dari para lansia ini. Upacara ini diperingati setiap hari Senin, mingggu ketiga bulan September. Saya merasa bahwa penghargaan bangsa Jepang terhadap para lansia sangat besar sampai hari itu diliburkan apalagi hari Senin. Saya bertanya-tanya, di Indonesia ada ga ya? Setelah browsing ternyata di Indonesia juga diperingati hari Lansia, tanggal 29 Mei menurut UU no 13 tahun 1998 lo...

Saya, Kamu dan Alam (Sahabatkah?)

“Karena kita tidak hidup seribu tahun lagi tapi alam bahkan akan ada beribu-ribu tahun lagi” dok pribadi:Dipotret dari nyamanya kursi bus dalam perjalanan Jawa-Bali, July 2010 Saya tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi dengan alam saya dan alam anda seribu tahun lagi. Bukan tidak mungkin untuk menjadi sangat berbeda dengan bumi yang kita tinggali sekarang, yang bahkan kondisinya memprihatinkan.  Generasi   kita selanjutnya mungkin akan mengenakan masker untuk menghalangi radiasi yang dapat merusak langsung kulit karena lapisan ozon yang membolong. Mengapa? Ah, saya yakin anda dan saya pasti bukan nenek moyang yang baik bagi penerus kita. Bukan seperti nenek moyang kita yang dalam sejarahnya menghasilkan penemuan-penemuan yang membantu kita kini. Kita akan dicap sebagai neneng moyang masa perusakan.  Tidak adil memang, karena masih ada sebagian besar orang yang pada masa ini yang menyerukan perbaikan pada alam ,menunjukan persahabatan pada alam dan mengh...