Skip to main content

Kasih sayang ibu sepanjang masa

Hari ini ibu saya pulang dari pasar setelah pulang misa dari gereja. Seperti biasa saya atau adik akan membuka isi keranjang, syukur syukur ada kacang tanah, kue atau jeruk.

Dan kemarin ada dua mangkuk bakso. Ah, ibu, dia tahu saya sore hari kemarin ingin makan bakso.

Lalu dia membuka satu kantong plastik lagi.
Begini katanya, "ini, coba dahulu, pas tidak ukurannya. "
"Apa ini?"
"Baju"
"Kenapa mama beli saya baju?"  Tanya saya sambil saya coba baju kemeja biru muda. Warna kesukaan saya. Saya bisa beli sendiri apalagi sekarang bisa online. Eh ini mama belikan dari pasar.

"Sudah lama mama ti beli kasih ko baju"

Saya terdiam, tersentuh tapi pura-pura sibuk mengepas baju.  Ya Allah, ini kasih ibu memang sepanjang masa. Sudah bukan masanya saya dikasih hadiah baju. Dulu setiap kali ulang tahun dan tentunya sampai 2012 sebelum saya lulusan.

Dan mama saya ini memang selalu khawatir, anaknya kalau pun punya uang, tidak terlalu suka belanja belanja baju atau sepatu. Kalau butuh baru belanja dan jarang update baju dengan model terbaru.

Bahkan mama sibuk komentar kalau saya tidak pakai bedak atau lipstick.  Selamanya memang mama kita akan memperlakukan kita sama seperti waktu kecil. Kadang-kadang saya bisa menjadi sangat kasar pada mama saya karena tidak mau diatur-atur. But, mama knows well right?

Selain baju biru tersebut, karena tahu saya akan pulang ke rumah, mama juga belikan saya sarung baru. Sarung yang biasa dipakai saat acara-acara adat dan acara keluarga lainnya.

NB: Foto diambil Di kampung Udi Worowatu, rumah pokok aka rumah nenek moyang (sekitar dua jam dari Mbay). Saya berfoto dengan sepupu sepupu yang jarang bertemu, dengan mengenakan sarung baru yang dibelikan mama.

Comments

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...