Skip to main content

Keberangkatan ke New Zealand 2

Halo good and positive readers, 
Hope you are happy, happy and happy. 

Sebelum berangkat kami mengikuti program pre departure di Jakarta tanggal 19 -20 Juli. Saya dan tim dari Kupang berangkat tanggal 18 Juli. Saya sengaja memilih satu hari lebih awal karena ada niatan reuni anak Depok di rumah Erlyn sekaligus ikut merayakan idul fitri. 

Pesawat yang kami pilih adalah batik air karena langsung dari Kupang ke Jakarta tanpa transit. Saya kurang suka kalau harus transit karena tidak nyaman pada saat pesawat lepas landas. Juga  menurut saya Ba**k lebih baik dari Ga**** untuk jalur penerbangan yang sama.  Pengalaman yang berbeda kali ini di pesawat, layar LCD di bangku penumpang sudah bisa digunakan dan sangat membantu untuk menghilangkan rasa bosan selama penerbangan. Berbeda dengan penerbangan sebelumnya di Desember 2017 dengan menggunakan Ga****.  

Shakti Hotel, Dorm room
Yay, saya juga akhirnya bisa merasakan kamar dorm di Jakarta ala ala backpacker di Shakti hotel. Lokasinya sebenarnya strategis untuk ke pasar Baru dan Stasiun Kota.  Sangat direkomendasikan untuk yang melakukan perjalanan budgeting. Namun untuk kasus saya kemarin lumayan jauh dari Condet, tempat reuni diadakan. Sekilas tentang reuni, tentu saja menyenangkan. Ada Wawan, Daniel, Rew, Reny dan sang pacar, ada Imelda juga. We were having really good time. 
Kamar dorm di Shakti Hotel.

Kembali ke pre departure, seluruh peserta INSPIRASI program berkumpul di Hotel Bellevue Suites Hotel Radio Dalam tanggal 19 July sekitar jam 13.00. WIB. Materi yang diberikan terkait dengan persiapan mental dan fisik serta administrasi untuk keberangkatan. Ada kakak-kakak trainer yang merupakan alumni dari program pertukaran pemuda Indonesia-Kanada yang sharing pengalaman dan ilmu untuk kesiapan kami di New Zealand. Terima kasih banyak, kakak kakak. 

Yeay, lalu perjalanan dimulai, tanggal 21 July 2018. Kami menumpangi pesawat Philipine Airlines Jakarta-Manila sekitar pukul 1300 namun pesawat delay kurang lebih 1 jam. Kalau dipikir-pikir jarak yang Indonesia-NZ yang kira-kira 7700 km  namun kami harus ke Manila dulu, yang artinya menambah jarak menjadi kira-kira 8000 km. Yups tergantung sama yang beli tiket :D. 
Mind my bad, layar monitor belum berfungsi dan perjalanan kurang menyenangkan. Jadi jika dibandingkan dengan penerbangan Kupang-Jakarta dengan Batik, lebih nyaman dan menyenangkan Selama 4 jam, buka kindle, tidur, bangun, tidur bangun. 

Kami transit sekitar 2 jam di bandara Manila yang tentu saja sangat berbeda jika transit di bandara KL atau SG. Lebih sempit. Kami menyempatkan diri untuk makan malam. Lalu malam sekitar pukul 22-23, kami berangkat ke Auckland. Pesawat yang kami tumpangi berbeda dari sebelumnya, tentu saja, lebih luas dan fasilitas yang oke. Juga, untuk pertama kalinya eike ngetweet dari pesawat pakai internetan gratis 15 menitan. What a technology! 

Baiklah setelah menghabiskan waktu kira-kira 10 jam penerbangan, kami tiba tanggal 22 Juli di Auckland.  Cuaca cerah namun disambut dengan angin dingin setelah keluar bandara. 
 Dari bandara, kami dijemput Mike salah satu volunteer UNIONAID untuk bertemu bersama host kami selama di Auckland. Syukurlah, masing-masing kami tinggal di homestay sehingga benar-benar bisa belajar banyak hal. Saya tinggal dengan Kath dan Mike, Haonan ( siswa SMA dari China yang sudah tinggal bersama homestay parent selama 4 tahun) juga Ollie (kucing)




Bersambung. 

Posted from AUT Tower 13th floor. A really nice room. 






Comments

  1. wew awesome! pengalaman menarik sepertinya berada di negara orang buat belajar. Good luck for you then! And yeah, have a great great time! Cheers!

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...