Skip to main content

Sebuah Doa

Ya Tuhan, jangan sampai saya banyak bacot tapi malas baca
Ya Tuhan, jangan sampai saya apatis karena malas baca juga
Ya Tuhan, jangan sampai saya kalau komen, tidak mengerti substansi
Lalu meracau di format dan hal-hal tidak penting lainnya
Bikin tambah masalah

Ya Tuhan, jangan sampai saya kalau jadi orang lebih banyak diformalitas
Ya Tuhan, jangan sampai saya menertawai orang yang idenya bersebrangan lalu meremehkan
Ya Tuhan, jangan sampai karena saya suka orangnya, saya lalu angkat-angkat
Tapi kalau dia salah, tau dengan kritik to
Ya Tuhan, jangan sampai karena saya terima beasiswa pemerintah
Lalu mandek kritik gara-gara sistem yang tidak mau dikritisi
Ya Tuhan, jangan sampai saya tidak kreatif, saya takut cuma jadi penjilat atau apatis.
Ya Tuhan, jangan sampai saya jadi penakut, menyadari bukan siapa-siapa.
Ya Tuhan, jangan sampai saya jadi sumber hoax, tidak tahu pilah pilih informasi


Ya Tuhan, kalaupun saya berakhir di 3 R (KasuR, dapuR, SumuR)
Minta izin untuk tetap kritis, tidak sebatas
‘Aduh mama sayange, su capek urus suami, urus anak mo tambah lagi urus negara”
Ya Tuhan, jangan sampai saya bebal.
Ya Tuhan, jangan sampai saya mengacuhkan apa-apa yang saya baca, yang saya dengar di gedung tinggi, di gedung AC, hanya untuk dapat nilai A di kertas
Ya Tuhan, jangan sampai saya lalu putus asa, mengeluh “mending tidak tahu apa-apa” karena tidak berdaya

Ya Tuhan, jangan sampai saya banyak bacot atau apatis gara-gara malas baca
Juga ya Tuhan, titip, kalau saya suka dia, dianya tidak, jangan sampai sa pu hati sakit setengah mati.

(Appreciated those Zgen-who on behalf of us trying to fight for better democracy-)
From me-Y gen who might be oriented to self- y

Comments

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...