Skip to main content

What happens lately?

Hi world,
Can I kiss you again?
Can I nag and murmur at you? For all the unfairnes and sadness happen lately.

Hello, Its been a while to leave writing habit. I am happy to be back again. Jiwa lamaku bersorak sorai sebab waktunya kembali menghampiri.

Dunia perpolitikan Indonesia sedang sedih sedihnya. Presiden baru muka lama yang sedang diuji keberpihakannya, dengan gaya lama pencitraan yang coba dibawakan kembali. Beberapa orang bilang sudah saatnya "social media strategist" -nya diganti. Butuh orang baru, butuh inovasi. Lebih tepatnya, please bapak e su ti pake itu pencitraan, kasih solusi masalah saja bapak. Masa setelah kunjung lahan yang dibakar dan melihat derita masyarakat yang menghirup kabut asap, tim bapak lalu posting soal menghabiskan waktu keluarga. Then I can't blame people throwing critics at you but you deserve.

Lalu mari bergeser ke persetujuan undang-undang KPK. It took no time to be agreed like I mean they were kind of rushing it, didn't they? Its kind of sad there were not so many protests on it from people that I think would like help common people like us to understand what is it about. Rest in Peace, KPK! Lebih banyak birokrasi yang harus dilewati juga perizinan pada kelompok dewan yang terhormat. Lalu tidak akan ada yang ditangkap karena kasus korupsi. Semuanya aman sesuai prosedur. I was a bit surprised and sad there were no so much protest and booming like other issues really. Where are you people?  There was a hope at the end of the week, to see students being a part of the movement. Super proud.

Kemudian RUU KUHP yang beberapa memuat poin-poin yang masih mengandung ketidakadilan pada minoritas juga tidak jelas. Mereka yang gelandangan didenda, is this a problem solving way? memutus rantai permasalahan pada akarnya?

Menertawai undang -undang yang lebih fokus ke urusan selangkangan dan menutup informasi untuk pendidikan seksual sejak dini. Padahal informasi ini penting sekali. Tentu saja dengan poin penting pada target dan gaya pemyampaian.

I was in Makassar last month, bought underwears with group of friends. Ifa was an activist in giving children sexual education.  As one that exposed with so much information available in term of sexuality, I was embarrassed to bring to a cashier whom was a man so I gave my underwears to my friend. Ifa, who was like a mother, Ka Rosa kenapa? Kasih sendiri aja? Kenapa malu kak?"
This was one of scene that I contemplated the most for the whole week, I realized that I am lacking on deep understanding about being a woman and facing her sexuality.

This one shall not pass. Sending lots of love and hugs for those who speak up about this. Universe will conspire for all the fairness ideas, action and movement.

Comments

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...