Skip to main content

Ruba Tenu (Rumah Tenun) Sulo Jata Bag 1

 Pertemuan saya dengan kelompok tenun Batu Kodok masih terbilang baru. Bulan Desember, ketika salah satu kolega (salah satu dosen UI, pembimbing teman-teman mahasiswa) berkunjung untuk survey tempat atau lokasi pengabdian masyarakat.

Kelompok tenun menjadi salah satu fokus kunjungan, untuk belajar, berbagi dan sharing. 

Waktu itu kami pergi berdua karena pak Kasih (Yayasan Sao Mere-partner kampus dan Flotista UI) sedang sibuk di kebun irigasis tetes. Satu hari sebelumnya mereka sudah mengadakan FGD dengan perangkat desa. 

Ada sekitar 4 mama-mama anggota kelompok tenun saat itu. Dua sedang menenun. Mama Tres salah satunya. Beliau menceritakan mengenai kegiatan sehari-hari di kelompok tenun dan bagaimana mereka baru memulai kegiatan secara berkelompok untuk menenun dengan menggunakan pewarna alami. Mereka senang mendapat dukungan dari berbagai kalangan. 

"Susah sekali awal-awal karena prosesnya lama. Yah tapi kita mau yang alami juga jadi biar lama kami puas. Ada yang bagian warna, ada yang bagian tenun. " 

Mama Tres menjadi ketua kelompok tenun untuk kira-kira 20 KK. Dalam kunjungan pertama, masih tempat seadanya di depan dapur.

Dari kunjungan tersebut, ada beberapa masukan yang kami berikan. Salah satunya jika lebih baik sanggar memiliki nama yang lebih unik dan punya arti mendalam juga punya brosur yang bisa dibaca pengunjung. 



Comments

Popular posts from this blog

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...

Penghargaan bagi lansia

"karena mereka tua oleh waktu tapi kenalilah sejenak masa mudanya" Sumber:http://ibnumada.files.wordpress.com/2010/04/nenek.jpg  Kini kita masih muda lalu menjadi tua secara perlahan-lahan karena waktu yang kian beranjak, Kadang kita suka menyangkal ketuaan kita( hahahaha, suka ngaku-ngaku masih 17, iya ga??)  Lihatlah, sekian banyak kerut di dahi, keriput wajah dan mata yang berbicara tentang kisah hidup yang telah dilewati. Suka dan duka. Di Jepang diadakan satu hari libur besar untuk menghormati para lansia yang diistilahkan Keirou no hi      untuk menghormati kerja keras dari para lansia ini. Upacara ini diperingati setiap hari Senin, mingggu ketiga bulan September. Saya merasa bahwa penghargaan bangsa Jepang terhadap para lansia sangat besar sampai hari itu diliburkan apalagi hari Senin. Saya bertanya-tanya, di Indonesia ada ga ya? Setelah browsing ternyata di Indonesia juga diperingati hari Lansia, tanggal 29 Mei menurut UU no 13 tahun 1998 lo...

Saya, Kamu dan Alam (Sahabatkah?)

“Karena kita tidak hidup seribu tahun lagi tapi alam bahkan akan ada beribu-ribu tahun lagi” dok pribadi:Dipotret dari nyamanya kursi bus dalam perjalanan Jawa-Bali, July 2010 Saya tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi dengan alam saya dan alam anda seribu tahun lagi. Bukan tidak mungkin untuk menjadi sangat berbeda dengan bumi yang kita tinggali sekarang, yang bahkan kondisinya memprihatinkan.  Generasi   kita selanjutnya mungkin akan mengenakan masker untuk menghalangi radiasi yang dapat merusak langsung kulit karena lapisan ozon yang membolong. Mengapa? Ah, saya yakin anda dan saya pasti bukan nenek moyang yang baik bagi penerus kita. Bukan seperti nenek moyang kita yang dalam sejarahnya menghasilkan penemuan-penemuan yang membantu kita kini. Kita akan dicap sebagai neneng moyang masa perusakan.  Tidak adil memang, karena masih ada sebagian besar orang yang pada masa ini yang menyerukan perbaikan pada alam ,menunjukan persahabatan pada alam dan mengh...