Mataku tak mampu menatapmu
Yang telah meninggi di sana, silau oleh matahari.
Aku sering bertanya, masih kah kau ingat ketika kita masih sama tinggi bahkan mungkin
Ketika aku lebih tinggi, tapi tetap tak jauh darimu.
Kau selalu bisa mengejar dan aku selalu saja terkejar,
Entah karena terpana melihatmu
Kau secepat angin, melesat, tak kelihatan jika aku tak menyipit
Akar ini ternyata masih ada, kadang seperti tumbuh lagi
Tanpa kutahu darimana air ataukah pupuknya
Aku sadar,
Selama masih ada, belum tercabuti
Engkau masih ada, bersinar di tengah keremangan.
Tanganku tak mampu menggapai, karena kau telah menjadi seperti pelangi
Aku hanya ingin menatap hingga mata ini perih
Ada rasakah?
Biarkan kau tetap di sana, tidak untukku saja
(09102010_dalam malam)
Yang telah meninggi di sana, silau oleh matahari.
Aku sering bertanya, masih kah kau ingat ketika kita masih sama tinggi bahkan mungkin
Ketika aku lebih tinggi, tapi tetap tak jauh darimu.
Kau selalu bisa mengejar dan aku selalu saja terkejar,
Entah karena terpana melihatmu
Kau secepat angin, melesat, tak kelihatan jika aku tak menyipit
Akar ini ternyata masih ada, kadang seperti tumbuh lagi
Tanpa kutahu darimana air ataukah pupuknya
Aku sadar,
Selama masih ada, belum tercabuti
Engkau masih ada, bersinar di tengah keremangan.
Tanganku tak mampu menggapai, karena kau telah menjadi seperti pelangi
Aku hanya ingin menatap hingga mata ini perih
Ada rasakah?
Biarkan kau tetap di sana, tidak untukku saja
(09102010_dalam malam)
Rose...wow...dalam sekali... T_T
ReplyDelete"biarkan kau tetap disana, tidak untukku saja"
sebuah kerelaan dan kepasrahan?
Makasih kk...
ReplyDeleteYah, sedikit harap soalnya kayakna btepuk sebelah tangan..hahaha..
wah, kk kapan2 aku maen neh ke Bandung..
ayok yuk...datang kesini...nanti stay-nya di kostan kk saja, tapi jangan Natal ya...karna kk pulkam :)
ReplyDelete