Skip to main content

Senyap

Senyap. Aku selalu suka. Terkadang seperti raja dalam diri. Bebas. Senyap dan aku selalu suka. Diam dan lagi-lagi senyap. Aku merinding, namun aku suka. Senyap itu dalam. Senyap itu indah. Aku, bersamaku menikmati aku dalam kepenuhanku.

Kuhirup dalam nafas ini, terasa begitu memuaskan. Merasai, menyadari dan ragaku membatu tapi hatiku mengalir bagai air dengan bunyi gemericik yang indah, dalam senyap. Biar gemuruh dan riak di sekitar, aku tak takut lagi. Aku tak takut, karena dalam senyap ini aku aman. Aman dalam senyap dan aku suka. Adakah yang lebih indah?

Jawabmu, ada. Memang selalu ada. Mungkin itu cinta, bisikku. Ya, jawabmu lagi. Cinta. Cinta. Cinta. Ternyata dari dulu, aku selalu bertanya, apa itu cinta? Di tiap jalan, aku temui banyak hal dan kadang aku merasai cinta begitu rupa. Tidak terkatakan. Tidak terkatakan, memang. Lagi-lagi dalam senyap dan aku selalu suka.

Aku belajar mencintai. Egoku sering menjadi musuhku. Ternyata aku selalu ingin dicintai. Aku memberi cinta? Mungkin hanya sedikit, tidak semua karena cintaku, itulah kepentinganku. Ada sesuatu di balik cinta itu, dan aku selalu menginginkannya.

Aku sering bertanya, kapan aku bisa memberi cinta tanpa menginginkan sesuatu di baliknya. Begitu indah. Sungguh begitu indah, ketika bisa memberi tanpa berharap. Sungguh indah. Aku pernah merasainya. Sungguh, aku ingin mengulangnya lagi. Sungguh, aku ingin merasainya lagi.

Lagi-lagi dalam senyap ini indah. Sungguh. Diamlah. Tenanglah. Aku ingin bersamamu dalam senyap. Biar kita rasakan. Biar kita nikmati senyap dan temukan sesuatu. Yah, akan kita temukan sesuatu dalam senyap.

Comments

Popular posts from this blog

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...

Penghargaan bagi lansia

"karena mereka tua oleh waktu tapi kenalilah sejenak masa mudanya" Sumber:http://ibnumada.files.wordpress.com/2010/04/nenek.jpg  Kini kita masih muda lalu menjadi tua secara perlahan-lahan karena waktu yang kian beranjak, Kadang kita suka menyangkal ketuaan kita( hahahaha, suka ngaku-ngaku masih 17, iya ga??)  Lihatlah, sekian banyak kerut di dahi, keriput wajah dan mata yang berbicara tentang kisah hidup yang telah dilewati. Suka dan duka. Di Jepang diadakan satu hari libur besar untuk menghormati para lansia yang diistilahkan Keirou no hi      untuk menghormati kerja keras dari para lansia ini. Upacara ini diperingati setiap hari Senin, mingggu ketiga bulan September. Saya merasa bahwa penghargaan bangsa Jepang terhadap para lansia sangat besar sampai hari itu diliburkan apalagi hari Senin. Saya bertanya-tanya, di Indonesia ada ga ya? Setelah browsing ternyata di Indonesia juga diperingati hari Lansia, tanggal 29 Mei menurut UU no 13 tahun 1998 lo...

Saya, Kamu dan Alam (Sahabatkah?)

“Karena kita tidak hidup seribu tahun lagi tapi alam bahkan akan ada beribu-ribu tahun lagi” dok pribadi:Dipotret dari nyamanya kursi bus dalam perjalanan Jawa-Bali, July 2010 Saya tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi dengan alam saya dan alam anda seribu tahun lagi. Bukan tidak mungkin untuk menjadi sangat berbeda dengan bumi yang kita tinggali sekarang, yang bahkan kondisinya memprihatinkan.  Generasi   kita selanjutnya mungkin akan mengenakan masker untuk menghalangi radiasi yang dapat merusak langsung kulit karena lapisan ozon yang membolong. Mengapa? Ah, saya yakin anda dan saya pasti bukan nenek moyang yang baik bagi penerus kita. Bukan seperti nenek moyang kita yang dalam sejarahnya menghasilkan penemuan-penemuan yang membantu kita kini. Kita akan dicap sebagai neneng moyang masa perusakan.  Tidak adil memang, karena masih ada sebagian besar orang yang pada masa ini yang menyerukan perbaikan pada alam ,menunjukan persahabatan pada alam dan mengh...