Senyap. Aku selalu suka. Terkadang seperti raja dalam diri. Bebas. Senyap dan aku selalu suka. Diam dan lagi-lagi senyap. Aku merinding, namun aku suka. Senyap itu dalam. Senyap itu indah. Aku, bersamaku menikmati aku dalam kepenuhanku.
Kuhirup dalam nafas ini, terasa begitu memuaskan. Merasai, menyadari dan ragaku membatu tapi hatiku mengalir bagai air dengan bunyi gemericik yang indah, dalam senyap. Biar gemuruh dan riak di sekitar, aku tak takut lagi. Aku tak takut, karena dalam senyap ini aku aman. Aman dalam senyap dan aku suka. Adakah yang lebih indah?
Jawabmu, ada. Memang selalu ada. Mungkin itu cinta, bisikku. Ya, jawabmu lagi. Cinta. Cinta. Cinta. Ternyata dari dulu, aku selalu bertanya, apa itu cinta? Di tiap jalan, aku temui banyak hal dan kadang aku merasai cinta begitu rupa. Tidak terkatakan. Tidak terkatakan, memang. Lagi-lagi dalam senyap dan aku selalu suka.
Aku belajar mencintai. Egoku sering menjadi musuhku. Ternyata aku selalu ingin dicintai. Aku memberi cinta? Mungkin hanya sedikit, tidak semua karena cintaku, itulah kepentinganku. Ada sesuatu di balik cinta itu, dan aku selalu menginginkannya.
Aku sering bertanya, kapan aku bisa memberi cinta tanpa menginginkan sesuatu di baliknya. Begitu indah. Sungguh begitu indah, ketika bisa memberi tanpa berharap. Sungguh indah. Aku pernah merasainya. Sungguh, aku ingin mengulangnya lagi. Sungguh, aku ingin merasainya lagi.
Lagi-lagi dalam senyap ini indah. Sungguh. Diamlah. Tenanglah. Aku ingin bersamamu dalam senyap. Biar kita rasakan. Biar kita nikmati senyap dan temukan sesuatu. Yah, akan kita temukan sesuatu dalam senyap.
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih