Skip to main content

Berbicara dan Mendengar

Wah sodara-sodara di dunia persilatan yang terkasih( ahaaaaaa apa ini, tidak jelas), lagi-lagi saya harus bilang kalau saya kangen kalian, kangen ngepost, kangen blogwalking, kangen cerita-cerita dari sahabat lainnya. Saya merasa perlu mengatakan bahwa, ohhh dunia persilatan ini sungguh menarikkkkk..Minggu-minggu di semester ini sungguh penuh tugas. Rasanya tidak perlu mengeluh, pasti semuanya mengalami hal yang sama, kan? Hanya saja  perlu belajar untuk memperbaiki diri agar minggu berikutnya menjadi lebih berarti.

Kemarin saya belajar untuk tahu sikap mana yang paling baik sebelum mengeluarkan pernyataan-pernyataan dari mulut saya. Yah, setiap orang tahu bahwa mulut harus dijaga, bahwa setiap kata yang keluar harus benar-benar diatur, telah dipertimbangkan masak-masak dari berbagai sudut pandang. Namun sering hal-hal tersebut tidak diperhatikan hingga menimbulkan salah penafsiran, atau lebih dikenal salah paham. 

Kadang orang memang berbicara untuk diperhatikan. Memang diakui ketika kita berbicara, kita mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran kita, baik dalam bentuk pernyataan dan pertanyaan dalam berbagai jenis ekspresi.

Saya belajar lagi bahwa apa yang keluar dari hati dan logika agak berbeda. Nah, untuk itu saya harus mempertanyakan apakah yang keluar dari mulut saya adalah apa yang ada di dalam hati saya atau malah berdasarkan fakta atau logika. Kadang masalah hati( perasaan) bisa bertolak belakang dengan logika sebenarnya. 

Bukan berarti saya menjadi lebih diam atau tidak berbicara sama sekali. Namun saya ke depannya, ingin mengontrol apa pun yang saya ucapkan agar sesuai dengan kenyataan sebenarnya dan melihat berbagai sudut pandang. Saya harus cukup tahu(menguasai) apa yang saya bicarakan, atau bila saya tidak tahu saya harus jujur untuk bertanya tentang sesuatu yang memang layak untuk saya tahu.

 Ahayyy, begitu pun dengan mendengar. Saya susah sekali untuk berkonsentrasi hingga kadang saya tidak memahami apa yang saya dengar. Intinya, saya harus lebih fokus!

Mungkin akan susah, tapi saya akan berusaha.



Comments

  1. wah kalo pokok bahasan ini setiap orang benar bener haru ssering mengulangi berlatih untuk seperti itu .. nice post dan moga saya jadi lebih bijak lagi deh amiinnn ,....

    ReplyDelete
  2. Kesimpulannya, lihat,dengar,rasakan, fahami n baru ucapkan....jiehheheheee....

    ReplyDelete
  3. kalo saya sekarang, membaca lalu berkomentar. :D

    ReplyDelete
  4. yang paling susah tuh..berbicara dari hati, dan emndengarkan dengan hati..

    selamat datang kembali di DUnia persilatan, CYAAAAAAAAAAAAAT......

    ReplyDelete
  5. thats why Tuhan menciptakan 2 telinga dan satu mulut.. supaya bisa lebih banyak mendengar daripada ngomong.

    awalnya susah karena tiap manusia hanya interest dengan dirinya sendiri, tapi kalo udah sering dijalani oke-oke aja tuh.

    welkombek ngeblog!

    ReplyDelete
  6. suer aku tuh -paling susah disuruh fokus. kuping disini yang didenger kadang yang disana. hehe

    ReplyDelete
  7. kalo soal ini kayaknya saya juga masih harus berusaha. mikir dulu baru ngomong, bukan sebaliknya. fight!

    ReplyDelete
  8. Tuhan menciptakan 2 telinga dan 1 mulut.. sudah barang tentu karena kita harus lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara

    ReplyDelete
  9. mas BG:Iyaaa aminn mas

    @Tuan Muda:iya benar sekali, hem simple words deh dr tulisan saya yg panjang itu..

    @Tukancolong:hehe, iya lah klo g baca mana boleh berkomentr..haha

    @mas Huda:iyaaaa bener sekali, susah bgt mas Huda, nih lagi berlatihhhh..hemm sepertinya ada yang jago silat nih

    @Gaphe:iya Gaphe..ahaha, jadi mikir2 sblm ngomong

    @mas Rawins:hahaha, sama yukk belajar fokus..satu kata sederhana..

    @Cho:yupssss Cho..keep fight too,,

    @Meutia:bener seklai mba Meutia,

    @Zahra:uuuh, komentar 1 kata,,hehe iya ni lagi usaha mba Zahra, maksih kunjungannya..

    ReplyDelete
  10. kadang saya juga nggak fokus kalo mendengar kata orang, kalo ucapan...lebih baik diam daripada salah ngomong.

    toh banyak bicara juga nggak baik, ngomong seperlune ae lah,hhe

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...