Skip to main content

Bahagianya, membaca kembali tulisan sendiri

Membaca kembali tulisan-tulisan beberapa tahun lalu adalah bagian menyenangkan. Berbagai perasaan berkecamuk, karena waktu yang telah membuat lupa.  Rasa ingin tahu, misalkan; Ada tulisan yang bercerita mengenai seseorang tetapi identitas seseorang tersebut tidak dijelaskan secara gamblang,  jadinya saya bertanya-tanya, siapakah itu yang saya maksud? Oh usia, mengapa kau membunuh ingatanku perlahan? Apalagi kalau topik yang dibicarakan bersifat sensitive, soal perasaan misalnya. Ah, memang selalu soal perasaan yang tertulis di blog (hadeh, curhat banget). Seperti puisi tanpa judul  berikut , saya masih bertanya-tanya untuk siapa puisi ini saya tulis. Sayang jika harus dilupakan, padahal saat itu mungkin pikiran saya pasti sedang galau berat, sampai mellow begitu

M


Kemudian rasa surprise, kok bisa ya saya bisa menulis seperti itu. Ada yang begitu mellow, puitis  dan ada pula yang alurnya tidak jelas. I am just finding that read your own blog is interesting, saat itulah saat di mana saya bisa menertawakan diri sendiri, lebih puas tertawanya dibanding biasanya.  Rasa kangen juga menghampiri, mengingat kenangan-kenangan yang diceritakan di blog, bersama teman-teman yang kini membangun alur hidupnya sendiri-sendiri

Seperti percakapan saya dengan Inang atau dengan ka Sari ketika kami menghabiskan malam-malam di Depok bersama. Ah, kangen!  Atau pembicaraan-pembicaraan penting dan tidak penting dengan Gishut, Eci dan tokoh-tokoh lain yang menjadi bahan inspirasi saya untuk menulis.  Tidak lupa, komentar-komentar positif dan membangun dari teman-teman blogger yang waktu itu sering saya kunjungi blognya dengan rajin.
Saya harus terus menulis, sesampah (baca : tulisan tidak jelas) apa pun tulisan saya, karena ada kebahagiaan sendiri ketika kembali menemukan diri sendiri pada tulisan-tulisan yang telah lalu. Writing is really healing!  


Comments

  1. jadi tulisan itu spt warisan ya ? :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau menurut sy mba, ga warisan juga, karena untuk dibaca sama diri sendiri lagi. Kalau dibaca sama anak cucu, itu bonus ;D

      Delete
  2. keep blogging 'til the end of your life !

    ReplyDelete
  3. saya juga suka baca tulisan 2 lama di blog saya. Ternyata, banyak kenangannya :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...