Skip to main content

Rent Room

Two weeks ago, I moved to a new rent room, still in West Jakarta. A very typical of many of rent rooms with doors closes beside each other. It is kind of strange because I used to have not a kind of rent room but it reminds me of my first dorm. The different is the distance between rooms opposite each other, here is too close while my first one was wider. Since March 2013, I rented one room, the room was pretty good, it is average and clean, no needed to buy mineral water provided by hosted. Well, we lived together with the hosted family, an old mother who lived with her children. Also they only rent rooms five rooms so it was not so crowded. I love silence by the way, but it is not so silence because house is beside the mosque.

My new rent room offers what I need, a kitchen with many of stoves in there, washing machines and a wifi. I love the wifi, the speed is amazing but sometimes my IDM bar does not appear and also the netbook's touchpad is too sensitive L , it makes the program run in the chaos, I am not even touch it. I lose two three minutes to wait till it is back to normal.
Ok, back to my rent room, it is small and far from the gate. All the free rooms are available in 4 th floor, I still lucky to have the room not far from the balcony. Do not count the stairs;  I've ever gotten the worst when I was in college.

The girl, who rent opposite my room, is kind of strange. Trust me, I still thinking she is the man, but she is woman. We rarely meet so I just see her slippers which are man's size and models. Sometime, I heard her heavy words and still surprise. The girl beside my room is the calm one, not so talk active, well actually I can count her words when I introduce myself to her and she just answer unclear so I still do not know her name. The others are good, we still smile each other and comment about the weather or the traffic jam;  my office friends are in 2 nd and 3 rd floors.

Can you see those slippers? Man size right? 
I hope that I can decide what I have planned before as soon as possible. I just can not live like this. Work, traffic jam, go to my rented room, sleep and it continues everyday. 

Comments

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...