Skip to main content

Negeri Antah Berantah

Akhir-akhir ini kelihatan sekali upaya pelemahan lembaga-lembaga yang melakukan pengawasan terhadap kerja-kerja pemerintahan Antah Berantah(Tentu saja tidak bisa dinamaipemerintahan Cornelius Fudge yang professional). Sudah tidak malu-malu mengganjal pakai rangkaian pertanyaan level personal yang sepertinya tidak biasa dimasukan di tes OWL. Kemungkinan sih ada pimpinan macam Dolores Umbridge:(


Pertanyaan-pertanyaan tes juga privat dan tidak berkaitan dengan kerja-kerja auror. Lebih privat mengenai hal-hal yang mudah dijadikan bahan alih isu di masyarakat yang masih suka urus agama, selangkangan dan babi ngepet. Kemudian kalau diperkuat oleh jurnalis macam Rita Skeeter, buzzer dementor yang dingin dan tidak ada otak, nanti yang diserang personal yang sama sekali tidak ada kaitannya.


Banyak orang sekolah tapi mudah dicuci otaknya. Padahal sudah lulus mengerjakan skripsi capek-capek 1 semester atau bahkan lebih. Fungsi melakukan skripsi di kehidupan nyata harusnya sangat terasa sekali. Jika punya permasalahan, masalanya digali apakah benar-benar masalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan, lalu kemudian melakukan banyak pengecekan data dengan banyak-banyak membaca permasalahan serupa yang sudah-sudah, Data sumbernya harus jelas dan valid juga relevan. Nah tapi kemudian, jika pendidikan hanya dilakukan demi formalitas dan tidak dibawa ke dalam kehidupan sehari-hari, yah begitu, banyak asumsi, unfair judgement juga kasus suap dan brainwashing. Apa kata atasan yang paling benar. Jika kritis di dalam sistem pun kamu akan dibuang. Rasionalitas dan integritas pun sudah dilupakan. Yah hati nurani lah yan dipakai. Mungkin juga kepentingan untuk terus bertahan hidup membuat semua kebijaksanaan dibutakan oleh uang dan kepentingan bertahan hidup.


Perkembangan sosial media sekarang sudah sangat baik, meski di beberapa tempat peliputan berita dibatasi. Kasus pembunuhan macam muggle atau unicorn  yang hilang lenyap oleh dementor atau darahnya dimangsa “mereka yang namanya tak boleh disebut “di hutan terlarang. Nyata terjadi tapi lalu dibungkam, akses informasi dibatasi. Mungkin hanya Firenze dan kawanannya, makhluk-makhluk yang berdiam di bawahnya berduka, mengiringi jiwa demi jiwa yang pergi. Biarlah mereka mengutuki siapa pun yang bertanggung jawab karena akan dibalas suatu hari. Bagusnya adalah tokoh-tokoh masyarakat  yang berpangkat, yang arogan dan tidak sadar diri akan fungsi dan tugas semakin tidak jaga sikap. Harusnya memberi contoh budaya mengantri. Eh malah songong dan main hantam.


Thanks to social media, eh tapi jangan-jangan dijadikan duta lagi. Yah kan bisa saja di negeri antah berantah. 


Comments

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...