Skip to main content

Hei, April!

Maret sudah lewat.
Banyak kejadian dan juga refleksi. Satu hal yang masih baru dan paling diingat adalah satu dua cerita menyedihkan tentang kepergian orang muda yang semangat belajarnya tinggi. Salah satu asisten mata kuliah, meninggal dunia karena mengidap penyakit tertentu. Rest in Peace, teh! Semangat belajarnyalah membekas. Saya jadi belajar, buat apa mengeluhkan tugas kuliah yang hanyalah remah-remah roti dibanding perjuangan hidup beberapa orang. Heboh untuk urusan beginian pun tidak begitu penting, di saat yang lainnya face the same thing but stay calm. 

Hidup memang beginilah adanya. Kita datang kemudian pergi.
Lalu apa yang kita kejar? Seharusnya adalah cinta dan perbuatan baik yang kita sebar selama di dunia. Berapa sering kita membahagiakan kedua orang tua. Berapa sering kita berkomunikasi dengan mereka.
#langsungteleponbapak. 10 menit.
Dan
Bapak: halo
Saya: halo pak, ada buat apa?
Bapak: Bapak sakit..
Saya: e sakit apa?
Bapak: batuk pilek.
Saya: Oh
Bapak: Tipu. Bapak tidak sakit. Hari tipu.
Saya: hari tipu kan kemarin.
Bapak:Iya, masih bisa. Bapak ti sakit.
Saya:....

Well, orang tua memang suka pintar menyembunyikan rasa biar anaknya tenang. Semoga kedua orant tua saya sehat-sehat selalu. Juni Juli cepatlah mendekat.

Update dari dunia perpolitikan dan perekonomian cukup menarik. Presiden Direktur Agung Podomoro Land menyerahkan diri. Baiklah, saya tidak mengenalnya, tentu saja, tapi iklan-iklan kawasan huniannya dan kota -kota buatannya itu terkenal dan kalau tiap kali buka TV pasti suara mbak marketing ambassadornya,  Fen* Ros* itu promosinya menggila, setajam silet.
Kasus penangkapannya kira-kira  terkait  masalah AMDAL, bagaimana pengusaha mempengaruhi pemangku kebijakan sehingga proyekannya lolos.

Menutup tulisan kali ini, saya merekomendasikan beberapa blog kece untuk dikunjungi brainpicking & gapingvoid

Comments

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...