Skip to main content

ngeBandung

Halo..

Sudah lebih dari 8 bulan, saya menetap di Bandung. Pertama kali ke Bandung beberapa tahun lalu sewaktu kuliah dan excitednya setengah mati. Bandung  dulu dan sekarang di perspektif saya masih sama, masih mewah. Mulai dari suasananya, makanannya sampai kotanya. Sampai sekarang saya belum banyak explore Bandung, masih sebatas Simpang Dago dan Ganesha. Bukan sok sibuk, saya pikir saya masih banyak waktu (amin), demikian jika banyak teman yang mencak-mencak karena saya belum bertualang.



Dalam kebingungan karena belum dapat tempat main sekali seminggu, finally saya bisa join Couchsurfing Writer club meski saya masih bilang Couchsurfing writing club. Asli, asyik dan menyenangkan. Bertemu orang baru dari berbagai latar belakang tapi hobinya sama dan pasti kualitas tulisannya OK punya.  I was so happy. Seperti menemukan kembali diri (maaf agak lebay) tapi demikianlah rasa seorang yang rindu menuangkan sesuatu dalam tulisan. Saya memutuskan untuk mengenang Bandung nantinya setelah saya kembali dengan cerita-cerita bersama CS's writing club yang kece.

Jadi buat kamu yang penasaran, kegiatan macam apa yang dilakukan, menulis selama kurang lebih 45 menit dan kemudian masing-masing membaca tulisan yang dihasilkan. Saat menyenangkan itu adalah mendengar cerita setiap orang yang tentunya beda-beda. Saya semakin bertanya-tanya kemana saya selama ini, kenapa ga dari pertama kali datang ke Bandung. Well, dari kemarin-kemarin saya fokus cari malam puisi Bandung tapi sampai sekarang ini belum gabung.

Saya akan selalu tidak sabar menunggu Kamis. Minggu ini di kedai Kecil lagi, jam 07.00 malam nanti.

dan saya tidak bisa fiksi.

Comments

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...