Skip to main content

Menginap di Kallang River Backpacker Hostel (Travel Sendiri)

Sebelum lanjut ke destinasi-destinasi selama di Singapura, saya ingin share akomodasi selama di sana. Tentu banyak yang bertanya, bagaimana saya bisa berjalan-jalan sendiri ala-ala backpacker, cewek lagi. Apatidak takut? Bagaimana penginapannya, bagaimana orang-orang yang saya temui dan bagaimana kenyamanan saya selama bepergian. Sebelum bepergian sendiri, saya sudah yakin dengan keamanan Singapura. Meski sebenarnya pintar-pintar kita untuk menjaga diri dan barang bawaan. Aman kok.

Setelah charging hp di bandara dan sempat mondar mandir cari staff canteen di bandara Changi, jadinya saya segera ke hostel. Malam itu karena capek, jadi di hostel saja.
Dari terminal 1, saya naik skytrain ke terminal 3 dan cari sign ke MRT.

 Sebelumnya saya top up kartu ezlink dari teman seharga $10. Kalau punya teman, bisa pinjam kartu ezLink yang bisa digunakan buat naik MRT dan bus selama di Singapura. Thanks Nikooo. Jangan lupa minta map di informasi. Untuk ke Kallang MRT, kita bisa naik MRT, transit Tanah Merah lalu menuju ke MRT yang ke arah Jong Koon turun di Kallang. Jangan kuatir, informasi di dalam kereta pun jelas.
di dalam Skytrain
Hostel sangat mudah dijangkau dari MRT Kallang, kelihatan jelas dari depan MRT.  Menurut saya, aman  untuk jalan malam.



Setelah sebelumnya ada drama pemesanan lewat boo****.com, saya kemudian pesan akomodasi via ***veloka dengan harga Rp.552.323, 00 untuk 4 hari, include sarapan di Kallang River Bagpacker Hostel. Oh ya kamarnya mix yang untuk 6 orang. Jadi ada 3 tempat tidur tingkat. Lumayan murah.

Awalnya saya sempat ragu yah, pas tahu kalau saya bakal cewek sendiri di ruangan itu. Sebenarnya ada satu kamar lagi yang kosong. Awalnya saya di tunjuk ke bangunan city bagpacker yang juga dikelola sama manajemen Kallang , cuma takut sepi, karena kamar yang satu itu terletak di bangunan yang berbeda dengan ruang resepsionis. Plus untuk malam pertama, hanya saya dan satu lagi bagpacker dari Inggris. Jadinya saya lebeih memilih kamar yang banyak orangnya.

Untunglah ada teman kamar yang baik dari Srilanka. Dengan santunnya dia meyakinkan kalau "it's Ok!It's safe". Thanks God. Kalau jalan sendiri itu pasti dikasih teman yang baik.
Saya dapat tempat tidur yang paling atas. Sementara di bawah saya itu, ada cowok yang kemungkinan bekerja dan tinggal sementara di kamar itu karena banyak sekali bawaannya dan bajunya yang digantung. Ssst, orangnya ga suka berinteraksi, jadi sampai hari kepulangan saya dan teman tidak  tau wujudnya kayak apa. Yang gue lihat kaki-nya doang. 2 penghuni lainnya uncle-uncle yang lagi mengurus visa kerja di China. Dari obrolan singkat kita, bapaknya kerja sebagai chef di China dan lagi mengurus -ngurus surat-surat buat balik lagi ke sana.

Setelah mandi saya cari makan di sekitar hostel. Di sebelah Kallang hostel ada rumah makan sea food yang selalu ramai, lupa namanya.  Malam itu, teman Srilanka ngajak makan di Banana Leaf, rumah makan India. Saya pesan fried rice dengan harga $5. Sumpah porsinya banyak.


 Untunglah, teman makan saya suka mengobrol. Jadi dia itu lagi kerja, semacam sales gitu lah, mempromosikan alat-alat medical yang pakai radiografi di beberapa rumah sakit. Jadi sudah sering ke Singapura juga.
Setelah makan kita jalan-jalan sebentar di Geylang road. Dia nyaranin saya untuk ke mana-mana mending naik bus, tapi karena saya merasa lebih safety naik MRT. Emang aman dan nyaman.
Makan malam di Banana Leaf
 Saya baru berani nyapa uncle, setelah hari kedua. Beliau teryata baik sekali, mau mempersilakan saya sarapan dan memberi petunjuk buat bikin kopi sama teh. . Setelah chit-chat agak lama, beliau nanya:
"Why do you travel alone? "
"Well, actually, the plan was for three of us..bala bla bla bla "
" How old are you? "Keingintahuannya pakcik semakin bertambah, haha
"Hmm, 27" 
" Married?"
"Not yet" 
"Why?"
Yah, pak cik kalau begini gue bisa bilang apa
"Well. I have the plan, of course,  but not this year. I mean I still in graduate school." 
"Boyfriend?" 
Di sini saya bohong, mengingat akan beberapa hari menginap.
"Well, I have but unfortunately he couldn't come with me, but actually he is very open minded person so he let me go"  (jijik gue kalo bohong, maafkan)

Si pak cik angguk-angguk.


Comments

  1. Wah seru banget ya Mbak bisa main ke Singapura. Negara yang terkenal dengan kebersihan-nya. Hehe.

    Oiya ngomong-ngomong, ini nyeritain perjalanan yang sudah, atau sekarang juga mbak masih ada di Singapura? Have a good holiday :)

    ReplyDelete
  2. keren, backpackeran sendiri juga terlihat seru sekali ya..

    ReplyDelete
  3. seru ya menginap disana karena dekat dengan restoran sea food..

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...