Skip to main content

Singapura-day 1


Well well mari kita mulai cerita perjalanan #travelalone #jalanjalansendiri ini.

Berangkat dari Bandung pagi-pagi sekali, mati lampu pula. Nah OOT sedikit yah, malamnya itu di Dago ada kejadian tidak mengenakan. Ada mahasiswa yang pulang malam-malam dibegal di daerah Dago---Hati-hati kalau pulang kemalaman ya.
Saya sudah membeli tiket sehari sebelumnya di Cipa***** Simpang Dago, Rp. 140.000. Kalau kamu bawa fotocopy KTP, dapat diskon Rp. 10.000,00.


 Penerbangan saya masih jam 15.00. Makan dulu di Hokben dan cari -cari charger.  Langsung check ini saja, 3 jam sebelum penerbangan biar bisa charging hp. Di sini ada pemeriksaan. Oh ya kamu yang punya Samsung Galaxy Note 7, dilarang masuk ke pesawat. Lengkapnya bisa dibaca di Airlines banned Samsung Note 7 
Setelah check in kamu bisa  melanjutkan ke imigrasi Indonesia. Hp, dan barang lainnya seperti jam tangan, ikat pinggang, semua dibuka. Segala jens cairan pun tidak boleh masuk. Saya ketahuan bawa susu bear band-Jadi saya habiskan dulu baru masuk ke bagian immigrasi.
 Di imigrasi ditanya mau ngapain di Singapura.

Di hari pertama jalan ini, saya sudah hampir melakukan kesalahan besar, meninggalkan tas yang isinya kamera, identitas, uang di ruang tunggu pesawat. Mana modal cumi (cuma minjam, duh, untunglah ada banyak orang baik dan care di sekitar)
"Is that bag yours? " tanya seorang bapak dari samping antrian masuk.
...
"OH, THANK YOU THANK YOU"  (mencak dalam hati, oh what a stupid thing you did! how come you left the precious bag!)

Saya naik  pesawat Jet**** baru pertama kali. Perjalanan sebelumnya ke India pakai AirA***. Tadinya sempat ragu karena belum pernah naik maskapai ini. Ternyata asyik kok. By the way, saya suka tampilan pramugarinya karena simple dan sepertinya siap untuk bergerak cepat.
Ketika di pesawat, pramugari biasanya membagikan form untuk isian imigrasi.  Pulpennya tinta hitam atau biru ya, yang bisa digunakan untuk mengisi. Saya bawanya hijau, jadi tetap harus diisi di bandara.

 Mendarat dengan mulus di Singapura atu setengah jam kemudian dan berasa excited bgt, (pertama kali, langsung ke toilet dan menghabiskan cukup banyak waktu di sana, hahaha. Mending langsung ke imigrasi deh. Untunglah saya tidak digalakin, cuma malu aja sih.
water tap-bisa minum langsung atau isi dari ke botol kosong yang sudah dibawa


"where have you been?"
"how come an officer call you, you are not listen"
Rupa-rupanya si bapak dan ibu ini sudah memperhatikan gue dari awal gue turun tangga, sempat foto, dan isi form. Soalnya antrian sudah tinggal sedikit. Saya sudah dipanggil-panggil tapi  ngerti kenapa ya, tidak kedengaran.
"Oh ya., oh I am so sorry. I didn't hear.
Selebihnya tidak ada hal penting lain yang ditanya. Mungkin karena saya orang paling akhir, haha.

Nah selanjutnya saya menghabiskan waktu buat charger hp di bandara. Planningnya mau cari cara ke staff canteen yang murah meriah untuk ukuran bandara , tapi apa daya, hp lowbat.



Dari terminal kedatangan, saya menuju ke sky train (gratis)  untuk menuju pusat MRT di terminal 3 atau 2. Oh ya sebelumya saya sudah pinjam kartu ezlink punya Niko biar tidak beli lagi (lumayan penghematan) tinggal di top up sebesar 10 $ (minimal). 

Comments

  1. air minum di luar negeri memang sudah canggih sekali ya, bisa langsung minum dari kran tempat air putih..

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...