Skip to main content

Dukung Guru mendapatkan Rasa Aman

Kabar buruk datang dari dunia pendidikan di Nagekeo pekan lalu. Seorang ibu kepala sekolah ditikam oleh orang tua murid. Kejadian naas tersebut terjadi di SDI Ndora, Kabupaten Nagekeo. Seorang orang tua murid di Desa Ulupulu 1 marah karena anaknya diminta pulang, tidak mengikuti ujian.Guru pergi meninggalkan catatan kelam, trauma dan pekerjaan rumah bagi  dunia pendidikan, pemerintah dan masyarakat. Tindakan orang tua ini merupakan tindakan kriminal yang harus ditindak tegas. Ada kelalaian sebagai orang tua dalam memenuhi kewajiban utama dalam mendukung pendidikan anak. Ada kejahatan moral besar dalam hidup bermasyarakat. 

Orang tua yang lalai dalam membayar uang komite, menjadikan guru tumbal dalam pelampiasan kekesalan. Tentu saja guru sudah berulang kali mengingatkan wali murid untuk membayar tepat waktu. Meskipun idealnya tidak perlu diingatkan, kewajiban, WAJIB.  Namun jika orang tua tidak menjadikan pendidikan sebagai prioritas dan tanggung jawab maka terjadilah penumpukan tunggakan keuangan dari waktu ke waktu. 

"Jang tau hanya kasih lahir saja. Lahir satu pun, ko su pikir dia pu dana dari bayi sampai kuliah." 

Jika ditelaah, kejadian ini berawal dari ketidakberesan dalam keluarga. Membangun keluarga adalah pekerjaan terus menerus, dari hari ke hari. Pandangan yang tepat mengenai berkeluarga, membina keluarga, melahirkan dan membesarkan anak. Prinsip hidup tanggung jawab ke anak harus benar menjadi dasar prinsip punya anak. Tidak asal lahir terus lepas. Guru pulangkan anak, lalu marah-marah sampai melakukan tindak kriminal. Satu catatan mengenai guru memulangkan anak pun harus dibahas sendiri, ditelaah lagi apakah sudah tepat. Bukan untuk merasionalkan tindakan kriminal, namun lebih kepada mempertimbangkan dampak psikologi untuk anak. Kebijakan yang sudah tepatkah? Apa tujuan dari tindakan tersebut untuk anak? Anak menjadi fokus dalam setiap pengambilan keputusan. 

Tatanan masyarakat saat ini harusnya lebih siap siaga. Masyarakat selain berlomba dengan perkembangan teknologi yang memengaruhi anak, namun juga memastikan relasi yang harmonis antara guru dan orang tua murid. Ini terkait moral, terkait individu terlepas dari latar belakang pendidikan, gelat, profesi dan pangkat. Saling menghargai dan menghormati. Moral mengatur interaksi manusia dengan manusia lainnya yang sesuai norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Ketiadaan moral dalam sekejab merusak tatanan bermasyarakat. Solusi? Seruan terus menerus dari pemimpin masyarakat, pihak-pihak berwajib, pemimpin rohani, tokoh masyarakat dan adat juga perilaku pembelajar individu. Manusia yang selalu belajar, berefleksi dan punya prinsip belajar seumur hidup. Ini perlu skill khusus karena hanya diharapkan dari kesadaran individu. Bukan paksaan. Di mana ketrampilan ini  dilatih? di sekolah, di dunia pendidikan yang berfokus pada perubahan pola pikir. Ini mungkin dibahas lain kali karena cakupannya luas sekali dan kompleks. 

Pekerjaan rumah pemerintah dan masyarakat serta lembaga terkait adalah upaya perlindungan terhadap guru. Sudah gaji kecil dan tanggung jawab besar masih harus kena teror. Ruang aman bagi guru menciptakan guru yang fokus pada tujuan pengajaran, memastikan anak punya kemampuan" learning". Psikologis guru dan anak  terganggu dengan kejadian-kejadian kriminal atau pertengkaran kecil di lingkungan sekolah. Trauma. Program pendampingan terhadap guru secara psikologis perlu dilakukan.  Di tengah penyesuaian-penyesuaian cara belajar baru, tuntutan kurikulum yang berat harus ditambah rasa tidak aman mengajar. 

Saya turut berduka atas meninggalnya ibu Delfina Azi, Kepala Sekolah SDI Ndora, catatan kelam untuk pendidikan Nagekeo. Rest in Peace, teacher! 

Danga, 17 Juni 2021 

Rosa Dee Panda 


Hirst, P. H. (1971). What is Teaching? Journal of Curriculum Studies, 3(1), 5–18. doi:10.1080/0022027710030102 

https://www.ahaparenting.com/parenting-tools/emotional-intelligence/happiness

https://blog.udemy.com/how-to-teach-kids/

https://www.britannica.com/science/pedagogy/General-objectives-of-teaching

Comments

Popular posts from this blog

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...

Penghargaan bagi lansia

"karena mereka tua oleh waktu tapi kenalilah sejenak masa mudanya" Sumber:http://ibnumada.files.wordpress.com/2010/04/nenek.jpg  Kini kita masih muda lalu menjadi tua secara perlahan-lahan karena waktu yang kian beranjak, Kadang kita suka menyangkal ketuaan kita( hahahaha, suka ngaku-ngaku masih 17, iya ga??)  Lihatlah, sekian banyak kerut di dahi, keriput wajah dan mata yang berbicara tentang kisah hidup yang telah dilewati. Suka dan duka. Di Jepang diadakan satu hari libur besar untuk menghormati para lansia yang diistilahkan Keirou no hi      untuk menghormati kerja keras dari para lansia ini. Upacara ini diperingati setiap hari Senin, mingggu ketiga bulan September. Saya merasa bahwa penghargaan bangsa Jepang terhadap para lansia sangat besar sampai hari itu diliburkan apalagi hari Senin. Saya bertanya-tanya, di Indonesia ada ga ya? Setelah browsing ternyata di Indonesia juga diperingati hari Lansia, tanggal 29 Mei menurut UU no 13 tahun 1998 lo...

Saya, Kamu dan Alam (Sahabatkah?)

“Karena kita tidak hidup seribu tahun lagi tapi alam bahkan akan ada beribu-ribu tahun lagi” dok pribadi:Dipotret dari nyamanya kursi bus dalam perjalanan Jawa-Bali, July 2010 Saya tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi dengan alam saya dan alam anda seribu tahun lagi. Bukan tidak mungkin untuk menjadi sangat berbeda dengan bumi yang kita tinggali sekarang, yang bahkan kondisinya memprihatinkan.  Generasi   kita selanjutnya mungkin akan mengenakan masker untuk menghalangi radiasi yang dapat merusak langsung kulit karena lapisan ozon yang membolong. Mengapa? Ah, saya yakin anda dan saya pasti bukan nenek moyang yang baik bagi penerus kita. Bukan seperti nenek moyang kita yang dalam sejarahnya menghasilkan penemuan-penemuan yang membantu kita kini. Kita akan dicap sebagai neneng moyang masa perusakan.  Tidak adil memang, karena masih ada sebagian besar orang yang pada masa ini yang menyerukan perbaikan pada alam ,menunjukan persahabatan pada alam dan mengh...