Skip to main content

Mendefinisikan Diri

Ada beberapa perempuan yang menginspirasi tapi sayang saya kenal setelah mereka pergi. Mereka meninggalkan karya-karya yang selalu dikenang. Misalnya ibu Toety Heraty dan Nawal El Saadawi (Penulis Perempuan di Titik Nol) . 

 Tokoh-tokoh yang pernah menjalin kerja sama atau berinteraksi secara langsung menulis tentang mereka. Saya membaca tulisan di  Jurnal Perempuan oleh ibu Gadis Arivia tentang Profesor Toety Heraty. Saya tidak kenal keduanya. Namun saya mengikuti beberapa akun perempuan dan media yang memuat apresiasi penulisan terhadap Profesor Toety Heraty. 

Saya mengenal sosok perempuan yang tetap berkarya dan mencari ilmu hingga peran perempuan tidak saja domestik namun berkembang sesuai minat, meluas dan keluar dari hal-hal pada umumnya. Dari tulisan di jurnal perempuan, magdalene dan juga Kompas hari ini. Ada energi yang ditularkan kepada saya, perempuan muda, perempuan yang sedang resah. Toeti, keluar dari realita sosial yang memberi batasan pada peran gender atau profesi atau batasan-batasan keilmuan. 



Membaca biografinya serasa ada aliran energi baru yang disuntikan kepada saya. Saya sering bertanya soal pilihan-pilihan hidup yang saya ambil. Juga rencana-rencana berikut yang ingin saya capai. Tulisan mengenai kisah hidup beliau menjadi seperti lampu kerlap kerlip di tengah keremangan. 







 

Comments

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...