Skip to main content

Kelas Mingguan ditiadakan

 Biasanya setiap Sabtu, adik saya, Wig akan mengantar saya ke Lego. Di sana sudah menunggu teman-teman muda untuk belajar bersama. Tidak terlalu serius, selalu kami usahakan ada game dan warm up yang menyenangkan. Sayang kali ini, kasus covid19 kembali meningkat. Kami harus mengikuti aturan dan ikut mencegah penularan dengan meniadakan kelas. Berarti ada rindu untuk pertemuan, pertanyaan, kelucuan, keisengan, kenakalan dan ada banyak tingkah laku teman-teman muda yang lucu-lucu.

Omong-omong mengenai materi di kelas. Kami masih terus belajar. Baik menyusun kurikulum juga belajar langsung ketika di kelas saja. Awalnya kami tidak melakukan pencatatan kegiatan. Memastikan ada yang dibawa pulang oleh adik-adik. Satu dua kosakata baru selain memenuhi permintaan game dari mereka. Nah ini salah, karena kami harus terus menulis dan memastikan semua kegiatan terefleksi dengan baik. Ada kekurangan di mana sehingga kemudian kami lebih perhatikan untuk pertemuan berikutnya. Kak Lidya Pone, salah satu relawan, sangat baik sekali. Dia menulis dengan detail pengalaman dan refleksi yang kemudian membantu kami menyusun materi. Energinya banyak sekali di kelas. Kalau saya lebih mempersiapkan materi dan printilan. 10 menit sepertinya bertahan. Tidak seperti dulu. Ya els, umur ya.


 
Kami dan sukarelawan bekerja sama menyusun kurikulum. Teman-teman sukarelawan tidak terbatas hanya di Nagekeo saja tetapi ada beberapa di tempat dan negara lain. Bersyukur ada mereka. Jadi bisa dibantu juga untuk evaluasi dan apa pun yang kami butuhkan untuk kelancaran kegiatan. Selanjutnya semoga semakin banyak kelas yang kami buka terutama di Danga.
Jadi postingan ini sebenarnya merindu. Tidak seperti Sabtu biasanya. Sedih juga sih.  Menyenangkan sekali belajar itu.


Comments

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...