Skip to main content

Selamat Ulang Tahun Bapak!

 Tanggal 10 July lalu, bapak ulang tahun. Tidak ada perayaan atau makan enak. Tadinya saya berdua Wig berencana ke kampung, berkunjung dan membawa kue ulang tahun. Namun Wig harus ke kampung lebih awal karena mama sakit di kampung. 

Saya menelpon pagi-pagi dan memberi ucapan selamat. Bapak juga hampir lupa kalau ulang tahun. Semoga tahun depan kami merayakan dengan lebih baik. Kami memang tidak punya kebiasaan perayaan. Cuma menu makanan yang dikhususkan, ayam goreng atau bakar. 

Bapak yah orangnya begitu. Ceria. Suka bikin ramai, guyon biar tidak terlalu serius. Selalu percayakan apapun pilihan hidup ke anak. Kadang ingin dengar larang ini, larang itu tapi tidak. Asas bebas bertanggung jawab tetap dikasih. Berbicaranya lembut sekali. 

Pernah dimarahi? Pernah! Seram sekali orang yang jarang marah kalau sekalinya marah yah lebih menakutkan.  Saya senang bapak meskipun besar dalam lingkungan patriarki tetap memberi kesempatan kepada anak perempuan. Pekerjaan apa pun baik di dapur merupakan kerjaan semua anak, baik laki maupun perempuan. Mungkin karena dari dulu jadi anak tinggal, jadinya kebiasaan kerja itu selalu ada. Printilan tetapi membantu sekali. Saya senang fisik bapak masih kuat. Saya pikir ini karena beliau tidak punya ketrampilan bermotor sehingga selalu kuat jalan kaki. Panjang umur Bapaku. 

Hari ini Bapak memakamkan salah satu saudarinya, tanta Goo di kampung Daja. Bersyukur, bapak masih diberi kesehatan dan rejeki sehingga bisa menutup peti mati kakaknya. Selamat jalan tanta ine Go'o, anak-anak sudah berkoloni  dan membentuk keluarga besar. 

Banyak kematian akhir-akhir ini. Berduka cita mendalam untuk kepergian ibu dari adik Novi Azizah dan juga anak Marlin. Turut berduka sedalam-dalamnya untuk keluarga ka Pius Meo di kampung Tonggo. 

Comments

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...