Sekelompok anak muda
Duduk-duduk minum moke
Lalu ada sakit hati terpendam
Berbicara tak putus-putusnya
Membela diri atas penghakiman yang tidak seharusnya
Reka ulang kisah masa lalu
Berkelompok, berintegritas, kritis, debat sana debat sini,
Andaikan pada porsinya dan tetap teguh pada tujuan awal
Tapi lalu terperangkap lama, sudah terlalu sistemik
Satu lawan seribu
Lalu lupa ayah mencangkul di kebun, belum tentu dapat uang bulanan
Lupa kalau anak satu-satunya, pewaris keluarga, kebanggaan suku
Tidak jadi ada toga, tidak ada perayaan wisuda
Sial memang!
Tak ada habisnya
Kenapa begini, kenapa begitu
Marah, debat berapi-api, kau tau apa! Sa pu hidup!
Beta berkorban demi sekelompok orang, tapi tidak ada yang jaga komitmen.
Komitmen ta’i! Kok mereka langgar janji?
Tidak ada anak muda, mereka pegang janji awal,
janji deng mereka pu bapa mama
sebelum langgar pulau, sebelum baku salam deng nona
Anak, ingat, pulang rumah bawa ijazah!
Dari saya yang terganggu tidurnya, dengar lu pu bacot jam 23.00-01.00.
Saya hanya ingin tidur, bermimpi, dan berharap mendapat obrolan bernas sambil saya angguk-angguk kepala curi dengar.
Tapi ini debat kusir.
and I am sorry that if you regret your life. You have done very well. A little advice, just don't compare yours to anyone. Privilege, circumstances counts, just remember every soul is different & unique. It will be ok. It will ok, young man!
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih