Skip to main content

Sesuatu yang abstrak

Yayy, tak bisa menutup mata nih sekarang, untuk sekedar lelap dan terbangun jika masih ada pagi lagi. Ahhh, berkali-kali dicoba namun tetap saja mata dan otak tak sejalan hingga seperti inilah, menulis ( =mengetik) di pagi buta. 
Bersama alunan lagu yang sebenarnya tak begitu dinikmati. Entahlah, kadang tak begitu ngerti maknanya, atau malah tak kenal siapa yang menyanyikan. Kadang bisa suka, kadang juga malas mendengar.

Aiih, aiih, glek, ingin sekali meneguk minuman saat ini. Namun apa daya, lupa ngambil air gara-gara ketiduran dan kosan rada-rada horor gitu. Ahm lupakan soal h***r!!! Dehidrasi, arrggh...

Jika yang lain sekarang udah di alam mimpi, tinggal orang-orang seperti saya berusaha menjadikan gelapnya malam(baca=pagi-pagi buta) seperti hari cerah. Yay, tiba-tiba saya teringat kejadian pukul 19.30, 
Latar: warung pinggir jalan, tokoh sang penjual dan asisten,saya dan seorang cowok berkacamata mirip seseorang yang pada masa itu(beberapa tahun lalu) bikin hari saya indah.Ah, dia bukan siapa-siapa sekarang. Aihhh, masih bertanya-tanya benarkah?
Ahaaaaaa, dia pernah buat saya sering tersenyum sendiri. Dia pernah membuat hari kuliah saya yang berat menjadi lebih ringan. Dia pernah buat saya gugup, pokoknya dia pernah menjadi seperti tokoh pangeran berkuda putih dalam dongeng. Jadilah kenangan itu datang. #cepatlupakandanbilangdiabukansiapasiapahanyaseseorangdimasalalu.





Comments

  1. ehem ehemm.cieee..siapakah dia itu?

    ReplyDelete
  2. hahaha,waduh mba seseorang yang mau berusaha sy anggap biasa aj, haha

    info terbaru: hem, kok kemarin 2 hari saya ketemu dia tp yah gitu hnya sambil lalu.hahaha

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...