Skip to main content

Akhir Pekan

Akhir pekan yang lalu, saya dan teman segeng berhasil mengadakan kumpul-kumpul lagi, setelah beberapa lama kita vakum. Padahal, sebelumnya kita selalu bisa bertemu beberapa kali dalam seminggu. Nah , ini karena teman-teman saya lagi sibuknya menyusun skripsisweet dan ada juga yang non skrip, ditambah lagi perbedaan fakultas membuat kami juga semakin susah mengatur waktu. Yah, antara anak-anak ilmu budaya dan anak kimia. Kalau satunya punya waktu, duanya sibuk. Begitu juga sebaliknya. Biasanya saya dan si A yang suka sibuk. Si B sih sukanya memang kumpul-kumpul, ramai-ramai, maka tak henti-hentinya si B selalu mengompori buat kumpul. Akhirnya setelah beberapa kali di sms, dan memang saya rindu untuk berkumpul. Perasaan saya lagi sangat jenuh dengan kuliah dan tugas-tugas.


Oh ya, Si A kuliah jurusan sastra Cina asal Jawa Tengah dan si B jurusan sastra Rusia asal Jakarta. Kami telah berteman selama hampir beberapa tahun sejak tahun-tahun awal dan hingga sekarang. Perbedaan budaya dan perbedaan jenis kelamin(si A dan B cowok)serta perbedaan karakter dari masing-masing kami membuat kami selalu berselisih pendapat. Namun kita selalu bisa di saat susah dan senang sama-sama. Kalau urusan pinjam meminjam kita selalu masih rukun. Tapi ketemu selalu ada adu mulut. Biasanya akibat yang satunya mau begini, yang satunya mau begitu. Dua-duanya lalu cari-cari pendukung, walau tidak bakal didukung juga. Nah, itu juga yang terjadi kemarin, bukannya bertemu menanyakan kabar tapi malah langsung saling mengejek.

Kemarin kami mengajak putri Oslo(gadis Jakarta asal Solo), teman sejurusan si B buat jalan-jalan ke kota tua( lagi, sering banget ke sini). Janjian dari jam delapan pagi, ujung-ujungnya pergi ke kota jam lima sore. Yah, pilihan kami kalau jalan-jalan di saat kere, kalau bukan Bogor pasti kota tua, soalnya naik kereta Cuma 1500 rupiah sekali jalan. Nah, kebetulan di kota tua ada pertunjukan teater Koma Yang bekerja sama KHI tentang misteri Batavia, olala ternyata yang nonton harus pakai baju berwarna merah. Sedang, baju yang kita pakai berwarna-warni, saya biru, si A putih dan si B kunng ngejreng. Malah si putri Oslo hitam-hitam.

Maka kita pun Cuma keliling-keliling, ngeliatin aktivitas pedagang di sana. Ada banyak sekali pengunjung yang nongkrong, main sepeda, makan , dan menonton beberapa pedagang yang bersemangat menjual dagangannya. Ada juga fotografer dan model. Si B ternyata penasaran dengan permainan memasukan sebuah lingkaran ke dalam botol yang di atas tutupnya di letakan sebuah paku. Jadi, bagaimana kita dapat memasukan lingkaran tersebuat tanpa menjatuhkan paku yang ada di atasnya. Si B mencoba, dan hasilnya tidak membawa pulang apa pun. Harusnya sih bisa bawa pulang hp dan jam tangan. Namun tidak beruntung, so kita menyimpulkan kalau benang yang digunakan masnya lebih berat dibandingkan benang buat pemainnya(hahaha, tuduhana tak berdasar).

Sepertinya kami datang ke kota tua buat makan, karena tak beberapa lama perut minta diisi. Tips makan di sekitar kota tua sih bukan soal makanan, tetapi soal bawa uang receh yang bisa dibagikan buat para musisi jalanan. Soalnya sekali duduk saja, kami kedatangan lima group musisi jalanan.

Masa kita datang ke kota tua Cuma buat makan, pikir saya. Namun karena kaki si A yang bagus buat penuntun jalan, maka kita kembali lagi ke pintu samping museum, tempat teater Koma sedang mengadakan pertunjukan. Rupanya antrian sudah sepi. Eh, tiba-tiba, ada pembagian tiket masuk gratis yang jam 20.00, dan sukses kami berempat duduk manis bersila menikmati pertunjukan beberapa pemain teater koma bekerja sama dengan komunitas historia Jakarta. Pertunjukan ini merupakan kombinasi unik antara animasi dari lukisan di museum Jakarta dan teater Koma.

Perjalanan pulang merupakan bagian yang lumayan menyenangkan, entah karena beruntung atau sudah biasa, kereta ekonomi yang harus kami naiki tidak dapat beroperasi. Jadinya, kami diminta menaiki kereta ekonomi yang AC saja, lah siapa yang menolak. Tapi Cuma sampai Manggarai. Nah, dengan perasaan sedikit cemas, takut kami Cuma salah dengar( si B dan putri Oslo ternyata sudah memastikan, bertany a langsung ke petugas). Oalah, begitu tiba di Manggarai kami langsung turun dan menaiki kereta ekonomi. Eh, tau-taunya diteriakin sama orang-orang, disuruh naik lagi ke kereta AC. Bengong sedikit. Sementara si A sudah naik lagi. Penumpang yang tadinya harus turun pun naik lagi. Nah, sebelum kereta akhirnya benar-benar pergi, kita pun kembali naik. Bingung.

Comments

  1. jadi kangen main-main di kota tua deh.. dulu juga pernah sih, tapi siangan. enak rame-ramean sama teme.. biar nggak nbgapa-ngapain, seneng aja liatin orang-orang dengan macem-macem keanehannya..

    tapi ini ada yang kurang.. manaa fotonyaa?
    #penggilafoto.

    ReplyDelete
  2. iya, biasanya kalo ke kota tua ga lengkap kalo ga foto-foto. apa lantaran udah keseringan janjian di situ? hahaha. :D

    ReplyDelete
  3. fotonya mana?diteater koma(pegen banget liat),acara makannya,alah GUBRAK..

    ReplyDelete
  4. emang kereta ac dan ekonomi sekarang dah ada bedanya ya, selain di tarif..?

    ReplyDelete
  5. hahhahaha, sama nih panda. Gw juga klo lagi ga ada ide, maennya ke Kota tua, dari bogor naek kreta tinggal duduk dan diam, sampe deh di stasiun paling ujung,, hahha

    ReplyDelete
  6. terus gimana? terus gimanaa? endingnya kok sampe bingung gitu tok??

    kalian sampai di rumah dengan selamat kan?
    #sokperhatian

    ReplyDelete
  7. Asyik ya jln2... Pengen maen ke jakarta blm sempat2 ne...

    ReplyDelete
  8. @Gaphe: hohoho masih sama teman saya..iya banyak yg aneh2 , haha..

    @Cho: iya sih tp uda kesenringan makanya malas gitu..haha

    @i-one: iya pak Iwan, akhirnya bisa gratis nnton teater koma, hoho..fotonya, haaaa pada nanyain nanti deh..

    @mas Rawins: beda sih mas cuma entah mengapa kemarin bloeh naik yg ac ,,makanya bingung

    @Tito: iya enak bgt ya, sekali duduk doang,,hehe..

    @mas Huda: hahahaha, nyampe kok, bingung mau nerusin ceritanya, mpe sekarang masih bingung aj..hehe

    @Tuan mUda: pasti lah ke Jakarta,,

    @mba Ajeng: hehehe, saya juga g ngerti mba Ajeng, bingung sama keretanya mba Ajeng.

    ReplyDelete
  9. heheheheh. itu kenapa janjian pagi berangkatnya jam 5?

    ReplyDelete
  10. baru datang kesini saya:

    Dengan menulis, saya tahu hari ke hari tidak akan pernah sama lagi

    keren deh tagline-nya. salam kenal mbak :)

    ReplyDelete
  11. Halooo hehehehe... thanks to visit my blog... kunjungan balasan... ;))

    ReplyDelete
  12. curhatnya asiiik..

    saya berkunjung balik lho, dan izinkan saya follow blog inih.. (rhoma irama style)

    ReplyDelete
  13. @Andriansyah: hehehehe. biasa ngaret bgt tapi minggu kemarin tuh lumayan panas bgt jadi malas jalan juga.

    @Cyaam:makasih mba,,hehhehe,,sering2 berkunjung..

    @Tuteh: ok mba Tuteh, mari saling berkunjung'

    @Yudi: silakan, mari bersablogan..

    ReplyDelete
  14. wah jadi naik turun kereta dong.

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...