Skip to main content

Belajar dari Orang-Orang Hebat

Oi oi oi, pembaca nan budiman...
Ahaa, jumpa lagi kita di seputar saya, dan sekitar saya. Hem, hari ini berbagai macam perasaan bercampur aduk menjadi satu dalam diri saya. Namun ada satu perasaan terkuat yang saya rasakan di akhir hari ini, yakni perasaan menggebu-gebu. Kalian pernah? (Pastinya!!!)
Lah, lah mengapa? Saya  bertemu dua orang hebat di sisa hari saya, di sore hari yang indah dalam kamar saya yang berangin( baru dipasangin kipas angin gratis dari kosan, aiiih, aihh beruntungnya saya di kosan ini). Satu ketemunya di dunia maya dan satu lagi ketemunya di dunia nyata.
Pertama, seorang tokoh penulis yang lumayan terkenal di dunia maya karena blog nya tentunya. Seorang penulis buku juga loh, dan ternyata adalah seorang Juara Tahunan (First Winner) Internet Sehat Blog Award 2009. Yay, seseorang yang namanya Jonru ini juga hebat banget. Beliau memotivasi orang-orang yang suka menulis juga seperti saya ini. Senangnya saya, soalnya saya baru mendaftar gratis Kursus Gratis Pintar Menulis dalam 9 minggu dan langsung merasa melayang dengan kata-kata motivasinya: Rosa, kamu penulis hebat! Hem, semoga kursus kilatnya bermanfaat bagi saya. Yang bisa menjamin sih saya sendiri, karena semua hal yang baik akan berkembang jika dimulai dari diri sendiri.
Nah kedua ada satu orang lagi.  Meski usianya beberapa tahun di bawah saya( tersadar jika sudah tak muda lagi, aiiihh) tapi pikirannya  aiihh benar-benar bikin saya merasa, wah saya ga ada apa-apanya. Jadi selama saya ngobrol sama dia kurang lebih satu jam, yang ada di pikiran saya adalah rasa optimis yang besar, dan perasaan menggebu-gebu.  Hem, saya jadi berpikir sudahkah saya menjadi seperti dia, selalu memberi rasa optimis yang besar bagi orang di sekitar saya.
Selesai di sini dulu ya, semoga bermanfaat.
PS: *Saya lagi demam menggunakan ungkapan aiiiih, aiiihh...

Comments

  1. ASIK jg tuh, ktm ama 2 org yg hebat sekaligus...
    jarang2 loh...
    smoga aja hal ini akan membawa angin baik utkmu sob...
    sukses selalu ya...

    ReplyDelete
  2. aiih..terkadang umur emang nggak menjamin seseorang untuk menjadi hebat!.

    saya kenal banyak orang yang umurnya dibawah saya, dan mereka melakukan sesuatu yang hebat!. aiihh... hahahaa

    ReplyDelete
  3. Penghuni60:makasih uda singgah,

    yah, semoga in angin segar bukan biar bisa semangattt..

    @Gaphe: aihhh, salam aiiih..

    emang benar banyak orang yg jauh lebih jago dan lebih pintar di bawah kita, hehe tinggal ngelepas malu biat belajar dari mereka...hehehe

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Bukan masalah panjang atau pendeknya umur itu saya setuju banget..

    Tapi, kemampuan ia untuk mengenali potensi dan tujuan hidup yang penting dan menjadi jawaban orang-orang hebat..

    salam kenal buat sahabat

    ReplyDelete
  6. @Iyaaa Rio, dewasa g pake umur, hehehe g ad lagi gengsi2 an..hehehe

    ReplyDelete
  7. wah, gak ada kata terlambat utk belajar. umur bukan masalah lho utk belajar nulis. semangat terus ya

    ReplyDelete
  8. @sang cerpenis:iya mba benar sekali, hehe amin yaa..

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus nerimo kalau d

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya memiliki ba

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele