Skip to main content

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen ngeblog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepost lagi.

Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.
 
sumber: www.fao.org/docrep/005/y4094e/y4094e15.gif
Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar.

Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan.

"Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika selesai bertransaksi.
Semua orang di ruangan tersenyum dan mengiyakan pernyataan si kakek.

" Muda-muda menabung, tua ga susah" tambahnya lagi

"Ga menabung, yah bingung " seorang bapak ikut menyambung yang menyebabkan ruangan ramai dengan gelak tawa.

Rupanya kakek ini orangnya suka sekali bicara dan bertegur sapa. Dengan suaranya yang masih bersemangat dan aksen Jawa yang agak kental, ia menyapa mbak-mbak di belakang meja yang sedang memasukan data.

"Ayahmu sakit toh? sakit apa? Saya baca statusmu di faisbuk, pake bahasa Inggris"

"Tuh ada ayah, tanya aja langsung" (Ayah si mbak ternyata sedang menunggui anaknya di ruang yang sama)

"Oh, ada to, sakit apa to..kemarin saya liat status si Yenny di feisbuk, katanya ayahnya sakit toh, ditulis pake bahasa Inggris..."

Si mbak tertawa kecil.
Ayah si mbak tersenyum simpul, lalu menjawab kakek yang sedang mengenakan topi koboi hendak keluar dari ruangan.

"Biasa pegal-pegal, asem-asem..."

"Ooh pegal-pegal to, yah satu obatnya,  minum jamu..." katanya dengan sedikit bergaya iklan membuat saya tersenyum.

Kakek ini memang masih keliatan kuat dari semangat dan jiwa mudanya, walau rambut sudah memutih dan kulit yang menua, ditambah gayanya yang asyik.
Kemeja biru kotak-kotak, jeans, topi koboi dan sepatu mengkilap ditambah tas samping yang membuatnya kelihatan keren. Belakangan saya  tahu, beliau selalu naik sepeda ke mana-mana. (Aiiih, rasa kagum saya terus bertambah...). Bisa facebook-an lagi dan ngerti bahasa Inggris.

Oh ya, saya  teringat beberapa waktu lalu juga dalam perjalanan naik kereta ekonomi menuju Gondangdia, saya duduk si samping kakek tua yang asyik mengisi sebuah buku teka-teki silang.

Saya masih belajar untuk rajin menabung. Kata-kata si kakek akan saya ingat terus sehingga membuat saya semakin rajin dan tidak lupa menyisipkan beberapa koin receh atau lembar ribuan di bawah tumpukan baju saya.

Usia tidak menurunkan semangat untuk terus beraktivitas. Saya pikir-pikir lagi ternyata saya yang lebih muda saja masih agak  malas untuk diajak berpikir. Kakek-kakek ini mengembalikan semangat saya. Apa kamu  juga teman?


Comments

  1. sungguh seorang kakek yang keren....

    saya muda gini aja lebih sering nurutin malas..

    aku sendiri, kadang kalau melihat orang tua yang energik seperti itu sering penasaran masa mudanya dulu seperti apa.

    hmm..

    ReplyDelete
  2. biasanya kita udahs sadar akan sesuatu waktu usia senja. jadi sebelum saat itu mending lebih banyak belajar buat sadar dan ga malas ;p

    ReplyDelete
  3. orang tua bertopi koboy tsb menjadi contoh kecil bahwasanya tidak ada kata terlambat untuk membekali diri sendiri, tapi kalo menurut saya harus ada ballance juga invest dunia dan invest ahirat, karena mengutip dari lagu gambusan "bekerjalah tuk duniamu seakan kau hidup selamanya dan beramal lah tuk ahiratmu seakan esok hari kau tiada...

    ReplyDelete
  4. @Huda: ahayyyy selamat jadi pertamax Gan..., ayo biasakan dari muda ntaar klo tua bnyk yang muda2 terpesona,,hahaha

    @Ata:iya Ta.. bersiap2 kita d waktu muda..

    @yayack:iya bang, menabung pahala juga,,lebih penting bahkan

    @MR TM: oi mister,,yukkk mari

    ReplyDelete
  5. aku juga males nabung. pokoknya kerja cari duit, dah tamat. urusan ngebagi baginya terserah istri deh, males ikutan ngurusin duit...
    heheh

    ReplyDelete
  6. hmmmmm, saya masih mudah dan males menabung nih kek.. gmn dongg? >_<

    ReplyDelete
  7. mampir lagi sob setelah menghilang selama 2 minggu hehe, sob saya undang buat ikutan memeriahkan ultah blog saya. Ditunggu ikut sertanya :)

    ReplyDelete
  8. nah, ini yang agak susah buat saya.. : menabung,, hehehe,

    kalo saya menabung dalam bentuk makanan.. menabung di dalem perut.. atau menabung dalam bentuk barang, selain ada wujudnya.. juga bisa bergunaa..

    #alesan orang gak mau nabung :P

    ReplyDelete
  9. Wah, tuh kakek2 keren banget ya. Mengikuti perkembangan jaman... hehe

    ReplyDelete
  10. Ayo semangat utk menabung... demi masa depan. :)

    ReplyDelete
  11. buset dah, udah tua tapi masih aja memikirkan kesejahteraan cucu-cucunya, luar biasa...
    harusnya usia segitu mereka menikmati hidup... hebat deh, salut.

    btw, salam kenal ya, hehehehe...

    ReplyDelete
  12. @Rawins: iya mas,,hehe rada malas gitu jg aplagi saya jg anget2 tahi kambing..hehe

    @mba Fanny: ember, ngerti bgt dia smpe saya terpesona,,

    @mba Meutia:iya ni kek, tuanya aj gini mudanya gmana y..

    @mba Reni:iya mba, padhal yg masih 30 an ad yg bingung fban,,haha

    @Sasha:hem biar2 tua2 g bingung deSasha

    @Grisant:yups, lagi2 saya bingung mudanya kyk ap yaa, gaul lagi, haha
    iya salam kenal ya..salam persablogan..

    ReplyDelete
  13. @Gaphe: lagi2 makan mlulu ..ahaha..(saya g bisa ngatain Gaphe kurus..,haha soalnya saya jug Gap..)

    hehe

    ReplyDelete
  14. ya, orang tua yang bersemangat selalu menginspirasi. Beberapa hari lalu saya ikut kuliah umum yang disampaikan oleh Prof. Daud Yusuf yang kini berjalannya sudah kesusahan, tapi ternyata suaranya yang lantang dan gaya bicaranya yang bersemangat membuat saya malu dan ingin meniru.

    ReplyDelete
  15. Muda Malas Malas Tua Rajin Menabung

    Lho ... ?

    ReplyDelete
  16. itu dia yang susah, menabung.... seperti kata suko, si tukang colong, irit sama wisuda itu sama. sama-sama sulit direalisasikan dan bermasalah dengan niat. hmmmm

    tapi salut sama si kakek....

    hehehe

    ReplyDelete
  17. ngomongin tabungan jadi pengen ngebahas juga deh hahahah maklum lagi nabung buat masa depan (baca: nikah) halahahaa.

    ReplyDelete
  18. M.A.Vip:iya maas..wah hebat ya orang2 tua sepertinya semangat mereka benar2 berbeda dgn semangat kita sekarang..

    TC:yups setujuuuu

    NI:ga laa mas biasanya kebiasaan dari tua kan dibawa dari muda..mudanya g mungkin malas..

    Noel:hayoo ikitan jadi kakek keren..ahayy

    Ata:ahaaaa bener bagt tu Ta..yg udah mw nikahan,hehe..

    ReplyDelete
  19. btw, foto profil blog ini di tanah lot ya?

    ReplyDelete
  20. @tukang colong:tepat sekali, hehe..juni kemarin diberi kesempatan ke sana,,hem, pasti ud pernah...

    ReplyDelete
  21. hahuahaa sekarang udah mikirin nikah, maklum umur juga udah kepala dua. ck. ayo update mbak ;D

    ReplyDelete
  22. Hebat ya semangat yang ditampilkan oleh kakek2 itu. Umur bukan menjadi kendala buat dia untuk terus berpikir tentang sesuatu yang positif dalam hidup ini

    ReplyDelete
  23. udah tapi ga begitu sering juga kali meski aku di Bali. tau mitos disana ga? ga bole bawa pasangan, setidaknya jangan berinteraksi ama pacar kalo disana, entar putus..
    baru mitos sih tapi tetep ga berani nyoba.. :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus nerimo kalau d

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya memiliki ba