Skip to main content

Jalan@PerpusUI

Setelah cukup penat dengan kesibukan UAS di semester genap dan sebelum bermagang ria, saya dan teman-teman menyempatkan diri untuk berjalan-jalan.  Tidak jauh-jauh memang. Lumayan dekat dan yang terpenting bebas biaya.Beberapa pekan lalu, perpustakaan pusat UI dibuka.


Tampak depan Perpus

 Secara kita-kita sibuk(halllaaaah), jadi baru bisa lihat-lihat isi rumah teletabis tersebut. Belum lengkap memang, lagian belum bisa meminjam buku pula. Sebenarnya pemusatan perpustakaan ini menuai banyak pro dan kontra.  Banyak yang kurang setuju karena akses menuju perpustakaannya lumayan jauh, yang tadinya cuma butuh beberapa langkah, bisa harus naik bikun(baca:bis kampus).  Alasan lainnya, di kala teknologi e book semakin canggih, malah dibangun tempat buku-buku tua yang pasti jarang dibaca.



Belum banyak buku yang terisi karena belum semua dipindahkan


Salah satu ruang perpus

Namun ada yang bilang, bagus juga biar kalau sekalian berkunjung buku apa saja, semuanya tersedia.
Kalau saya sih, pembangunan gedung perpustakaan baru yang lumayan unik ini, agak lebay juga. Mungkin dibilang cukup serbaguna karena di sana akan disediakan pula fasilitas cinema, pusat kebugaran, studio music dan studio radio/televisi.

Lokasinya pun lumayan strategis dibandingkan perpustakaan pusat yang lama, lebih mudah diakses karena berada tepat di samping rektorat UI, balairung, science park dan danau. (So, terbayang view yang bagus buat wisudaan saya.Amin)

Lapang benar di sana. Kalau mau bersembunyi(baca: bertapa)  di sini memang tepat banget. Susah nyarinya. Tidur juga lumayan. Bangunannya juga lumayan unik, berdinding kaca dan minimalis. Saya sih dengan cuek menamakan rumah teletabis. Mirip. Di setiap lantai, terlihat banyak ruang diskusi dan tempat hotspotan yang  nyaman.  

Nah, semuanya akan lebih jelas dengan melihat gambar-gambar di bawah ini(hehehe..,maaf ya kalau ga pure perpustakaannya, ada beberapa model yang ingin eksis. Model: saya sendiri, roommate, si inang dan ada putrid Oslo juga).

 Namun mengingat kemampuan saya memotret dan kameranya tidak begitu bagus, maka saya sarankan untuk cek yang ini saja,http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8518331. Di sini, semua detail ruangannya lumayan terlihat, soalya fokusnya memang ke perpustakaannya, kalau gambar-gambar di bawah ini, lebih fokus sama model-modelnya:)


Petunjuk Koleksi(Model: si Inang&roommate)





Ruang diskusi


Tulisan-tulisan perpustakaan dalam berbagai bahasa

Di salah satu selasar menuju ruang belajar(hotspotan yang lain)

Ada lift cuma kita lebih memilih untuk naik tangga, biar leluasa melihat-lihat

Mumpung toiletnya sepi, masih sempat2nya

Di luar (Model: dari kiri ke kanan: si  inang, roommate dan putri Oslo)


Dalam hati: hoaaaa, kapan gue keluar dari jungle ini..hoaa
Dermaga:) Semoga tidak banyak pasangan alay di sini
di depan gedung yang terpisah_ balai sidang &starbucks













Comments

  1. mau liat deee perpustakaan UI-nya. terbuka buat umum gak sih kak?

    ReplyDelete
  2. gaptek soal jakarta
    udah males duluan bayangin macetnya

    ReplyDelete
  3. waw kangen balai irung =))
    perlu mampir ke depok hihiihii

    yg di danau masih sering mojok gak ? wkwkwk...

    ReplyDelete
  4. Gua belom pernah ke perpus UI, tapi gua pernah ke perpus ITB yg katanya mirip2 sama UI. Kesan gua apa : saking banyak bukunya, sampe bingung mau baca apa, hahaha. Sayang ga ada komik ato novel *plakkk*

    ReplyDelete
  5. katanya konon perpustakaan itu adalah salah satu yang terbesar di asia ya?

    ReplyDelete
  6. Whoa! Megah banget ya. Jadi pengen liat liat....

    ReplyDelete
  7. dulu pernah ke sini tapi perpus pusatnya belon jadi.... huhuhu... sayangnya ga tau lagi gw kapan bisa ke situ lagi. secara gw anak atma. Hehehehe....

    @ john terro: gw anak atma john, bukan ui. beda kampus sama dia . hehhehe

    ReplyDelete
  8. keren perpustakaannya... jadi pengen kesana dan merasakan sendiri pengalamannya :)

    ReplyDelete
  9. emang keren perpustakannya, cuma jadinya males aja secara jauh banget ke selatan jakarta. ribet lagi angkutannya kalo harus dari bekasi atau salemba.

    ReplyDelete
  10. ngileeeeeeerrrrrrrr.... T_T
    dibuka untuk umum ga?

    btw menanggapi 'Alasan lainnya, di kala teknologi e book semakin canggih, malah dibangun tempat buku-buku tua yang pasti jarang dibaca', menurut saya itu tidak benar. justru Indonesia ini masih perlu banyak membangun tempat untuk buku2 tua itu. lihat saja negara maju, perpusnya oke punya. buku merupakan bagian besar dari sejarah, dan “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah bangsanya sendiri.”

    bahan pemikiran: baca disini

    yang perlu diwaspadai adalah dibangunnya fasilitas pendukung yang terlalu lebay

    ReplyDelete
  11. @John: hehehe, mas klo satu kmpus pun blm ttntu kenal, hahaha, tapi sekarang uda kenal ko(sksd gituu saya)

    @Adriansyah: terbuka untuk umum jg cuma bawa identitas aj, tapi g bisa minjam tp klo mau minjam bisa pake punya temen yg di UI aj..:))

    @Rawins: hehehe iya mas..,lumayan macet sih klo ke Jakselnya, Depoknya sih g bgtuu ribet

    @mas BK: wah, sering mojok jg ya mas BK, hohoho ternyata pengalaman sendiri nih.hohohoho

    @Claude: hahaha, iyaah gue mikirnya klo ad komik ato novel bakal sering ke sana, haha tapi di perpus jurusan masih lengkap bukunya, so g perlu nyari sampe perpus pusatnya..:)

    ReplyDelete
  12. @Amy: makasih hoaaa, saya fotografernya, hahaha tersipisipu(lebay)

    @Joe: iya mas, terbesar Asia Tenggara sih katanya, semoga lengkaplah koleksinya:)

    @Inggit: ayooo:)hehe salam kenal ya, makasih udah berkunjung

    @Nuellubis: hehee, ayoo berkunjung lagi lah, hahaha , pengen bgt ke Atma tp blm pernah sekali pun..haha

    @mbaFanny: model2nya juga g mba? haha

    @Adhi Glory: sini sini Adhi ayo mampir,,,:)

    @EG:hehehe, jauh yaaa..emang klo kemana2 tunggu ad keperluannya ajah,

    @mbaYen: iyaah secara buku tuh bukti bangsa yang hidup, bukti adanya peradaban, hohoho sebagian mengganggap menghabiskan uang karena kelebayan bangunannya:)

    ReplyDelete
  13. ckckckcck... kerenn

    saya termasuk penggeamr perpus, heheh. meski mau dikata banyak ebook, tapi buku biasa tetap tak tergantikan.

    ReplyDelete
  14. kalo perpusnya semewah dan sekeren itu, saya juga betaah lama-lama di perpus.

    dulu perpus saya kumuh, nggak enak.. tapi saya punya satu corner yang cozy abis di perpus kampus, yang nggak boleh dipake sama orang lain. habis enak siih.. hahahaha

    ReplyDelete
  15. Kampus yang megah dengan fasilitas-fasilitas yang disediakannya.

    ReplyDelete
  16. Whew..gedung perpusnya keren..

    Tapi, masih baru ya? Yah, nggak bisa dibilang keren secara keseluruhan. Perpus baru bisa dibilang keren kalau sering digunakan oleh mahasiswanya buat pinjem buku. Artinya, grafik pinjam-kembali buku di perpus tersebut harus cukup tinggi. Dan perpusnya juga kudu hidup. Misalnya sering dipakai arena diskusi, arena nonton bareng, dan sejenisnya.

    ReplyDelete
  17. wuuuah.... nih perpus keren banget deh
    sampe diulas beberapa media, karena konsepnya yang luar biasa
    iri deh, sama anak anak UI

    ReplyDelete
  18. Dija mau kuliah disana aaah
    biar bisa beljaar di perpus bagus itu

    sama foto foto juga
    hihihiiii

    ReplyDelete
  19. bener banget.. satu kampus pun belon tentu kenaaal. huahahahah


    @ huda: setujuuuu... buku konvensional tetep tak tergantikaaan. LoL

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...