Malam semakin beranjak meninggalkan hari yang sarat dengan hiruk pikuknya. Aku sedang ada di persimpangan. Inilah hal yang disebut galau itu. Sulit memutuskan sesuatu dan menjadi kalut karenanya.
Di antara sekian banyak sahabat kenalan yang telah memberi saran dan sharing, hal yang paling dirindukan adalah bercerita pada Bapak. Bapak yang selalu mendengarkan dan mengerti. Bapak yang berwajah teduh. Bapak yang selalu tenang dalam keadaan apa pun.
Kubuka lagi lembar buku pemberiannya. Hal pertama memuat kata-kata yang didiktekannya. Aku ingat, diungkapkannya dengan lambat dan jelas yang kuingat samar waktu itu. Namun entah mengapa malam ini, kata-kata samar itu muncul menggantikan seribu pertanyaan dan mendesakku untuk membuka lembar pertama buku pemberian bapak yang tersimpan di laci.
Kata-kata ini benar menjadi jawaban untuk rasa kegalauanku. Seribu kecemasan akan bisa teratasi, jika berusaha sungguh-sungguh. Membawamu bapak dan mama untuk mendampingiku menyelesaikan jalan ini adalah hal yang indah, setelah sejauh ini aku melangkah.
Kita berpuluh-puluh kilometer jauhnya, melewati lautan yang luas, gunung dan lembah namun rangkaian doa yang tak putus-putusnya mendekatkan kita.
...
earthquakes can’t shake us
cyclones can’t break us
hurricanes can’t take away our love
pyramid, we’ve built this on a solid rock
it feels just like it’s heaven’s touch
together at the top (at the top baby) like a pyramid
and even when the wind is blowin
we’ll never fall just keep on goin
forever we will stay like a pyramid
...
(Charice feat Iyas, Pyramid, What an awesome song!)
Di antara sekian banyak sahabat kenalan yang telah memberi saran dan sharing, hal yang paling dirindukan adalah bercerita pada Bapak. Bapak yang selalu mendengarkan dan mengerti. Bapak yang berwajah teduh. Bapak yang selalu tenang dalam keadaan apa pun.
Kubuka lagi lembar buku pemberiannya. Hal pertama memuat kata-kata yang didiktekannya. Aku ingat, diungkapkannya dengan lambat dan jelas yang kuingat samar waktu itu. Namun entah mengapa malam ini, kata-kata samar itu muncul menggantikan seribu pertanyaan dan mendesakku untuk membuka lembar pertama buku pemberian bapak yang tersimpan di laci.
Berikanlah dirimu sepenuhnya kepada Allah, Dia akan memakaimu untuk melakukan hal-hal besar. Dengan syarat kita lebih percaya akan cinta kasih-Nya daripada akan kelemahan diri sendiri.
Kata-kata ini benar menjadi jawaban untuk rasa kegalauanku. Seribu kecemasan akan bisa teratasi, jika berusaha sungguh-sungguh. Membawamu bapak dan mama untuk mendampingiku menyelesaikan jalan ini adalah hal yang indah, setelah sejauh ini aku melangkah.
Kita berpuluh-puluh kilometer jauhnya, melewati lautan yang luas, gunung dan lembah namun rangkaian doa yang tak putus-putusnya mendekatkan kita.
...
earthquakes can’t shake us
cyclones can’t break us
hurricanes can’t take away our love
pyramid, we’ve built this on a solid rock
it feels just like it’s heaven’s touch
together at the top (at the top baby) like a pyramid
and even when the wind is blowin
we’ll never fall just keep on goin
forever we will stay like a pyramid
...
(Charice feat Iyas, Pyramid, What an awesome song!)
saya jg kangen papa.. tp papa enak diajakin ngobrol ttg hal2 di kantor. kalo curhat mending ke mama.. :)
ReplyDeleteiya bener, kalau saja kita tau tujuan kita hidup di dunia yang sebenarnya pasti hidup kita tidak akann pernah sama lagi.
ReplyDeletesaya juga suka lagu pyramid itu, PL wajib di Mp3 saya
@_@
ReplyDeletebapak kamu kereennnn
kalimat yg sangat menginspirasi
ReplyDeleteWow... kalimat itu memotivasiku..! Thanks ya.. :)
ReplyDelete