Skip to main content

Bakso di malam hampir rintik #4

Source :google images 


Semalam kami makan bakso
Tanpa harga di menu
2 porsi bang
Baso urat yang gede, tambahin satu ya, bang

Semalam kami makan bakso
Bakso urat di malam hampir rintik
Dengan seribu kisah
Sambil Menyesap dalam-dalam wangi saledri

Semalam kami makan bakso
Habiskan dulu mie
Lalu biji biji bakso dengan kuah setengah
Meretas tumpukan rindu pada kamu

Semalam kami makan bakso
53.000,neng
Eh??Sambil Menggenggam 50 ribuan
Kurang 3000,.


Ini sisa-sisa cerita semalam ketika saya dan roomate tiba-tiba kepengen makan bakso. Sekali naik angkot dari kosan. Kami hanya membawa 50K.  Saya membawa kartu  ATM.
Menu disajikan tanpa harga, dan kami pun tidak malu bertanya.
"Bang, yang ini berapa?"
"32ribu" (mahal banget, padahal warungnya biasa aja )
"Yang ini bang?"
"20ribu"
"Ok, itu aja bang"
"Bang, bakso urat yang gede tambahin satu ya, untuk yang seporsi" request roommate dengan estimasi paling nambah tidak lebih dari 10rb.
Shortly after,
"Kurang 3000" roommate menaikan alisnya ke arah saya, memberi tanda.Saya menggeleng.
"Saya ke ATM " Untunglah ada ATM.
Namun kami sedang sial malam tadi.Rupanya, yang saya bawa, adalah ATM lama yang tidak berlaku lagi.
Alhasil, balik kosan jalan kaki. Balik lagi ke warung. What a night!

Comments

  1. Bagi lah baksonyaaa (echi nih sa. Pake hape -_-)

    ReplyDelete
  2. ngiah ahaha. kurang 3 ribu, tp itu baso mahal amair yah ??

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...