Skip to main content

PH

source :google images

Halo sahabat, 
Kali ini mari kita bahas salah satu topik yang beberapa tahun terakhir ini saya hindari. Saya pikir, biarlah untuk saya renungkan sendiri, toh ini pribadi dan tidak ada hubungannya dengan siapa-siapa. 
To make it short, now I want to talk about it. 

PH,  pasangan hidup. Yup. Hidup berpasang-pasangan yang dari Tuhan. Topik ini sudah sering menjadi diskusi sejak hari-hari kuliah kami di asrama. Saya akrab dengan nasihat untuk mendoakan pasangan hidup yang dari Tuhan. PH itu sebaiknya di bawa dalam doa. Kemudian saya yang malu-malu menjawab, "ah, malu sama Tuhan" 

Kak Rani yang waktu itu mendengar agak terkejut dengan jawaban saya. Saat ini juga saya kembali merenungkan jawaban saya itu. Apa sih? Malu-malu sama Tuhan. Toh, saya diciptakan Tuhan dan ngapain malu? Mungkin waktu itu, hubungan saya dengan Tuhan terlalu rutin. Rutin sehingga doa-doa hanyalah seperti rangkaian kalimat kosong tanpa makna. Hanya serangkaian kewajiban yang harus saya jalani untuk disebut sebagai cewek baik-baik. 

Well, sekarang hubungan saya dengan Tuhan sudah baik, walau naik dan turun tetapi saya benar percaya dan  bersyukur akan segala karunia dan talenta serta hari-hari yang Tuhan berikan. Saat ini doa bagi saya bukan rutinitas kosong. Saya mengundang dan merencanakan sesuatu dalam Dia dan percaya bahwa Tuhan selalu hadir. 

Teman saya Fitri pernah mengatakan di saat menunggu jodoh yang tepat, kita harus memantaskan diri menjadi pribadi yang tepat. Di artikel lain yang saya baca juga, untuk mendapatkan yang baik, kita harus menjadi yang baik. Baik saja tidak cukup,  tapi seseorang yang mendahulukan Tuhan di atas segalanya. 
Saya banyak PR untuk menjadi orang yang lebih baik dari kemarin. Sejauh ini saya selalu berusaha menjadi baik dengan cara saya. Mencari jawaban dengan banyak membaca artikel-artikel dan melakukan praktik. Saya sadar memiliki banyak kekurangan dan membutuhkan banyak perbaikan di sana sini. Saya takut, khawatir dan cemas serta merasa tidak pantas dengan tuntutan dunia yang semakin keras.  
Di kala saya mencari ke sana ke mari, kadang  saya lupa percaya pada Tuhan. Lupa berserah pada Tuhan. 

Saya berbicara di telepon dengan bapak dan beliau memberi saya satu kalimat yang ia dapatkan dari kegiatan training beberapa tahun silam. KERJA KERAS, DOA KERAS.PASRAH KERAS. 

OK, FIX. Baiklah, tulisan ini ternyata bukan soal pasangan hidup saja melainkan apa pun aktivitas dan kekalutan kita saat ini. Cheers!

Comments

  1. KERJA KERAS. DOA KERAS. PASRAH KERAS. Good point.

    Semangat terus. Berusaha terus untuk mencari PH-nya hehe :)

    ReplyDelete
  2. Yang saya tangkap: pasrah keras.
    PH memang sulit-sulit kelewat gampang koq hehehe

    ReplyDelete
  3. Waktu dulu saya begitu, tapi alhamdulillah sekarang sudah tidak lagi, ahi hi hi.

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...

Penghargaan bagi lansia

"karena mereka tua oleh waktu tapi kenalilah sejenak masa mudanya" Sumber:http://ibnumada.files.wordpress.com/2010/04/nenek.jpg  Kini kita masih muda lalu menjadi tua secara perlahan-lahan karena waktu yang kian beranjak, Kadang kita suka menyangkal ketuaan kita( hahahaha, suka ngaku-ngaku masih 17, iya ga??)  Lihatlah, sekian banyak kerut di dahi, keriput wajah dan mata yang berbicara tentang kisah hidup yang telah dilewati. Suka dan duka. Di Jepang diadakan satu hari libur besar untuk menghormati para lansia yang diistilahkan Keirou no hi      untuk menghormati kerja keras dari para lansia ini. Upacara ini diperingati setiap hari Senin, mingggu ketiga bulan September. Saya merasa bahwa penghargaan bangsa Jepang terhadap para lansia sangat besar sampai hari itu diliburkan apalagi hari Senin. Saya bertanya-tanya, di Indonesia ada ga ya? Setelah browsing ternyata di Indonesia juga diperingati hari Lansia, tanggal 29 Mei menurut UU no 13 tahun 1998 lo...

Saya, Kamu dan Alam (Sahabatkah?)

“Karena kita tidak hidup seribu tahun lagi tapi alam bahkan akan ada beribu-ribu tahun lagi” dok pribadi:Dipotret dari nyamanya kursi bus dalam perjalanan Jawa-Bali, July 2010 Saya tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi dengan alam saya dan alam anda seribu tahun lagi. Bukan tidak mungkin untuk menjadi sangat berbeda dengan bumi yang kita tinggali sekarang, yang bahkan kondisinya memprihatinkan.  Generasi   kita selanjutnya mungkin akan mengenakan masker untuk menghalangi radiasi yang dapat merusak langsung kulit karena lapisan ozon yang membolong. Mengapa? Ah, saya yakin anda dan saya pasti bukan nenek moyang yang baik bagi penerus kita. Bukan seperti nenek moyang kita yang dalam sejarahnya menghasilkan penemuan-penemuan yang membantu kita kini. Kita akan dicap sebagai neneng moyang masa perusakan.  Tidak adil memang, karena masih ada sebagian besar orang yang pada masa ini yang menyerukan perbaikan pada alam ,menunjukan persahabatan pada alam dan mengh...