Skip to main content

Review Pride & Prejudice #1 #30dayswrititingchallenge

Novel Pride & Prejudice ini ditulis oleh Jane Austin dan dipublikasikan pada 1813. Jadi novel ini sudah sangat lama dan pasti sudah banyak direview. 

Diceritakan tentang  pemikiran dan perilaku seorang  Elizabeth Bennet, putri keluarga Bennet yang menghadapi situasi sehari-hari di kehidupan keluarga dan sosialnya di keluarga Inggris kebanyakan. Bagaimana pandangan seorang Elizabeth pada status sosial, pernikahan, pendidikan, dan hal-hal lainnya di kehidupan pada masa itu. 

Dari apa yang saya tangkap, pride mengangkat kebanggaan dan pembawaan seorang Elizabet, seorang wanita dari keluarga yang biasa-biasa saja. Mulai dari menolak perjodohannya dengan salah satu sepupunya. Padahal dari pertimbangan sang ibu, sepupunya ini adalah masa depan keluarga karena estate  tempat mereka tinggal akan menjadi milik sang sepupu. Ms Bennet yang satu ini juga berbeda dari perempuan kebanyakan, bebas berpendapat dan tidak seperti perempuan kebanyakan waktu itu. 
Pride & Prejudice, kindle version

Kemudian prejudice, mengangkat Eliza yang punya pandangan buruk terhadap Mr. Darcy, yang kelihatan sombong karena jarang berbicara dan kebetulan anak orang kaya. Dari beberapa pertemuan dan obrolan dengan Mr. Darcy, hampir semua anggoa  keluarga Bennet setuju untuk memandang Mr. Darcy sebelah mata. Mereka lebih menyukai Mr. Bingley dan Colonel Fitzwilliam yang pintar bergaul dan menarik hati. 

Secara umum, karena saya membaca bacaan ini dalam bahasa Inggris, sebenarnya agak sukar dipahami kata demi kata (edisi belajar). Bahasanya sastra banget. Vocabnya tuh banyak yang  baru Sebenarnya mungkin struktur kalimat yang ribet, semakin banyak adjective-nya. Bukan kalimat-kalimat sederhana. 
Jadi bahasanya semacam begini : 

 ‘Your conjecture is totally wrong, I assure you. My mind was more agreeably engaged. I have been meditating on the very great pleasure which a pair of fine eyes in the face of a pretty woman can bestow."

Begitulah, asyik sih bacanya. Selamat membaca :D

Comments

  1. Kalau baca bukunya aku belum pernah, tapi filmnya dulu sudah. Wah, jadi pengen baca juga. Tapi sekarang masih banyak PR buku yang belum dibaca sih, sisa liburan, hihihi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyah kah Indi, ak malah setelah baca buru cari filmnya.. telat banget :D

      Delete
  2. Ngebaca review ini, kayanya worth-it nih..

    Oiya, Salam kenal yah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal mas Son...
      Iya mas lumayan lah bukunya

      Delete

Post a Comment

Terima kasih sudah dibaca,semoga bermanfaat. Silakan menuliskan komentar Anda. Terima Kasih

Popular posts from this blog

Cita-cita menjadi seorang dosen

Masih setengah jalan menuju profesi yang dicita-citakan. Sejak kecil, saya ingin berprofesi menjadi seorang guru. Lebih tepatnya guru di desa terpencil. Seorang saudara sepupu saya, ka Servulus Ndoa, tahu sekali cita-cita saya ini. LOL. Kemudian dalam perjalananannya, saya lebih memilih untuk menjadi seorang dosen. Saya tahu tidak mudah dan tidak asal saja menjadi dosen. Komitmen dan dedikasi sepenuh hati. Aissshh, semoga semeste mendukung keinginan anak baru  kemaren sore ini. Tentu jalannya tidak semulus jalan tol.. Bukan seorang  dengan predikat  cum laude, banyak yang harus terus dipelajari, digali, didalami dan dikembangkan (#Tsahhhh, biar kekinian) Banyak hal yang saya persiapkan. Mulai dari otodidak belajar TOEFL selama liburan dan ketika menganggur dan apply-apply beasiswa S2. Terus, aktif menulis remah-reman dalam bahasa Inggris. Maklum edisi belajar, mulai dari update post bbm, twitter, fb, dan blog. Maaf banget buat yang merasa terganggu, alhasil harus n...

Sahabat

 karena lembar demi lembar kisah hidupku, kutulis bersamamu, sahabat... Persahabatan itu memang selalu ada dalam suka dan duka. Ketika kita susah dan butuh dukungan maka mereka menjadi sumber inspirasi kita. Entah dengan bawelnya mereka menunjukan perhatian atau dengan cueknya pun mereka memberi arti tersendiri bagi kita. Sahabat selalu menunjukan cara masing-masing untuk menunjukan cara betapa pedulinya mereka   kita. Bahkan ketika kita sendiri tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada kita. Masing-masing mereka dengan apa yang ada dalam diri mereka. Saya seorang perantau yang tak benar jika dapat bertahan sendiri tanpa kehadiran sahabat. Sungguh sebuah berkat tak terhingga untuk memiliki sahabat di mana saya dapat menjadi diri saya. Berbagi dan merasakan segala sesuatu bersama terlebih lagi belajar menjalani hidup dalam suatu kesempatan, karena sahabat pun harus merelakan sahabatnya untuk menjalin persahabatan dan mengukir kisah lain. Maka tidak heran jika saya me...

"Ga nabung yah jadi bingung"

Ahay..,saya kangen nge blog..Salam kangen dari saya pada sahabat persablogan yang sering berkunjung dan sering saya kunjungi dan sering berbagi bersama. Yay, saya ngepos t lagi . Beberapa jam yang lalu masih di hari yang sama, saya lagi-lagi terpesona dengan beberapa orang lansia yang membuat saya tersenyum dan belajar.   sumber: www.fao.org/docrep/ 005/y4094e/y4094e15.gif Latar cerita, bertempat di sebuah koperasi. Bukan sebuah kantor besar tapi hanya ruang kecil seluas kamar saya. Orang- orang mengantri dengan sebuah buku catatan berwarna biru yang saya sukai, di bangku bermodel sama yang saya duduki ketika sekolah dasar. Di bangku yang berhadapan dengan petugas( bendahara) duduk seorang kakek mengenakan baju berwarna biru dimasukan dalam celana jeansnya, duduk sambil menyerahkan uang dan buku koperasinya serta  menjelaskan kolom mana saja yang harus disi dengan jumlah uang yang ia inginkan. "Tua-tua rajin menabung, cucu-cucu senang, hahahaha,"katanya ketika sele...