Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2021

Yeay 32!

32. Yeay. Usia yang tidak muda. Sudah dewasa dan harapannya bisa lebih bijak. Tidak ada perayaan berarti. Ucapan selamat dari teman dekat dan teman lama yang senantiasa mengingat sudah cukup. Teman saya sempat bertanya, apa rencana ulang tahunmu. Tidak ada rencana apa-apa. Mungkin tahun-tahun depan ada perayaan. Merayakan sendiri dengan menulis adalah wajib karena tidak setiap hari tanggal 23 Agustus. Kalau dulu, saya dan teman sekolah makan bakso sepulang sekolah sambal menukar kado. Sekarang-sekarang ini, biasa saja sih. Di keluarga juga tidak ada perayaan tapi saling memberi selamat dan kecup di pagi hari. Adik saya mengirim pesan dan teman saya juga. Tahun ini banyak-banyak bersyukur atas kesehatan, rejeki dan lingkungan pekerjaan yang sehat. Menikmati setiap event dalam kehidupan dengan lebih menerapkan prinsip stoic . Fokus kerjaan, bayar tagihan bulanan yang semakin menumpuk dan jangan lupa selalu bahagia. Menjadi bahagia ini adalah perspektif sebenarnya. Tiap hari kita bi

Dirgahayu Indonesiaku

  Selamat berulang tahun ke 76 Indonesiaku. Semoga semakin baik meskipun miris akhir-akhir ini banyak tindakan yang secara terang-terangan melarang aspirasi. Selamat berulang tahun ke 76 Indonesiaku. Kurang meriah perayaan kali ini tapi dapat dimaklumi. Namun sayang, di pidato kebangsaan presiden Jokowi, tidak ada permintaan maaf dan belasungkawa untuk warga negara Indonesia yang meninggal karena covid. Covid memang sudah sangat sering dibicarakan tapi itu kenyataannya. Mengangkatnya dalam topik pidato kebangsaan bukan melemahkan atau mengurangi nilai kemerdekaan. Korban bukan saja angka-angka statistik tetapi nyawa manusia. Ada yang sebagai kepala keluarga, sebagai ibu, sebagai pencari nafkah. Mereka bukan hanya rentetan angka yang tidak ingin disebutkan karena khawatir kinerja pemerintah turun. Upacara bendera online  (sumber: Kompas ) Dirgahayu Indonesia, Ibu tanah dan air tempat kami hidup, yang pasti bersedih dengan kematian anak-anak bangsanya yang meninggal karena pandemic cov

Dirgahayu Indonesiaku

    Selamat berulang tahun ke 76 Indonesiaku. Semoga semakin baik meskipun miris akhir-akhir ini banyak tindakan yang secara terang-terangan melarang aspirasi. Selamat berulang tahun ke 76 Indonesiaku. Kurang meriah perayaan kali ini tapi dapat dimaklumi. Namun sayang, di pidato kebangsaan presiden Jokowi, tidak ada permintaan maaf dan belasungkawa untuk warga negara Indonesia yang meninggal karena covid. Covid memang sudah sangat sering dibicarakan tapi itu kenyataannya. Mengangkatnya dalam topik pidato kebangsaan bukan melemahkan atau mengurangi nilai kemerdekaan. Korban bukan saja angka-angka statistik tetapi nyawa manusia. Ada yang sebagai kepala keluarga, sebagai ibu, sebagai pencari nafkah. Mereka bukan hanya rentetan angka yang tidak ingin disebutkan karena khawatir kinerja pemerintah turun. Upacara bendera online  (sumber:  Kompas ) Dirgahayu Indonesia, Ibu tanah dan air tempat kami hidup, yang pasti bersedih dengan kematian anak-anak bangsanya yang meninggal karena pandemic co

Gramedia Digital & Review Teman tapi Menikah

  Saya baru saja mencoba mendaftar di Gramedia Digital minggu lalu. Saya memikirkan bahwa daftar bacaan saya sudah sangat kurang, terutama untuk buku-buku fiksi dan mempertimbangkan ongkir yang mahal juga budget bulanan yang kian ketat. Akhirnya, saya tertarik mengecek Gramedia digital. Setelah browsing ke beberapa blogger yang menggunakan aplikasi Gramedia, ternyata worth it la untuk dicoba. Asalkan buku yang ingin saya baca punya terbitan Gramedia, maka pastilah akan dapat saya baca. Jika penerbit lain, maka saya harus tetap membeli. Hal tersebut tidak begitu menjadi masalah bagi saya, sehingga saya akhirnya niat untuk berlangganan sebulan ini. Jika kemampuan baca saya juga lumayan maka akan saya teruskan berlangganan. Kali pertama saya pesan ada diskon, sehingga saya hanya perlu membayar 31.500,00 untuk buku-buku fiksi. Namun sayang, saya salah membayar jumlah tagihan karena saya hanya mengirimkan 31.000. Juga saya mencoba membayar dari BRI, padahal hanya dapat membayar melalui Ma

Selamat Ulang Tahun Bro

Saya bangun pagi. Sayangnya saya mengecek handphone dahulu. Namun ternyata saya lihat ada status adik bungsu saya yang memposting foto kakaknya nomor 3.  Oh ternyata adik saya berulang tahun. Kelahiran 1995, jadi kira-kira berumur 26 tahun ya. Saya kepikiran untuk membelinya kue ulang tahun. Seru kan ya, bikin suprise Lalu saya pikir- pikir kembali, ah lebih baik kasih uang saja.  Saya ke kamarnya dan membangunkan selamat ulang tahun.  "Mau apa? Kue ulang tahun? "tanya saya.  " Ah, orang kalau niat tidak pakai kasih tahu. Beli saja terus kasih suprise" Saya nyengir. Ya kasih uang saja e.  Biasanya tradisi ulang tahun di rumah kami tidak terlalu spesial. Mendoakan lalu mengucap selamat. Biasanya potong ayam peliharaan tetapi tidak kami lakukan karena semua ayam induk dan sudah dijual. Adik juga tidak terlalu repot.  Semoga yang terbaik di hidup. Sehat selalu. Dua tahun lalu tahun yang berat untuknya. Melihatnya sekarang saya sudah sangat bersyukur. Pelan-pelan semoga

Review Buku Laut Bercerita

  Saya baru selesai membaca Laut Bercerita. Sudah cukup lama saya menginginkan untuk punya bukunya. Namun sayang keterbatasan akses dan memikirkan biaya kirim yang mahal dan kebutuhan yang banyak, keinginan untuk membeli online pun diurungkan. Syukurlah, saya akhirnya memutuskan berlangganan Gramedia digital. Voila, saya dapat langsung membaca laut bercerita. Buku ini berlatar belakang sejarah orde baru. Bagaimana orang-orang kritis waktu itu dibungkam, pergerakan diawasi dengan ketat dan banyak orang hilang begitu saja. Bagaimana sekelompok mahasiswa aktivivis menjadi buronan karena dicari sebagai biang rusuh. Dicari siapa diatasnya, siapa petinggi. Entah tidak mau tahu bahwa tidak butuh siapa-siapa untuk bergerak dan berjuang melawan ketidakadilan. Hanya butuh empati dan simpati dengan orang-orang yang tidak mendapatkan keadilan. Tidak disuruh siapa-siapa tapi karena tahu dan sadar bahwa selama berpuluh tahun pemerintahan dijalankan orang yang sama.   Kisah sekelompok orang muda

Membayar BPJS jadi lebih mudah

Postingan ini sebenarnya bisa dibilang kenorakan, karena akses kirim-kirim uang jadi lebih mudah. Dengan catatan ya, kalau saldonya mencukupi. Demikian dengan membayar BPJS. Saya menjadi lebih mudah membayar tagihan.  Saya telah mengurus  untuk pemotongan saldo otomatis BPJS melalui teller. Saya pun yakin setiap bulan akan dipotong langsung dari rekening. Namun t ernyata beberapa bulan kemudian, BPJS mengirimkan pesan Whatsapp ke saya kalau saya menunggak. Di satu sisi saya kesal, ribet kalau harus mengirim melalui ATM atau teller.  Di sisi lain, saya senang dikirimkan pesan. Artinya bahwa saya dan BPJS semakin terhubung dengan baik dan jika ada apa-apa harusnya akan mudah juga. Namun pemberitahuan dari BPJS pun saya abaikan hingga beberapa bulan dan tagihan pun membengkak di tahun lalu. Kira-kira sebulan berlanjut hingga adik saya harus ke Puskesmas dan tidak bisa membayar dengan BPJS. Baru deh dengan sadar mengurus pembayaran melalui teler BNI.  Nah tahun ini, ada lagi tagihan cinta