Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2011

I am 22 years old_the day!

God gives a chance to me to still alive till this day.  22 years ago, I was born, very little Rosa, weak and didn’t know everything Day by day, I learn everything that appears in my way. It seems great, I know how to talk, walk, ask, act, eat, anything  And the real one is I know that it’s only You, God makes everything OK.  Paint my canvas with many colors. Beautiful, at all.   Learn. Aware. Try. Brave. Humble Everything really in your hand, God. I am just a man, who surrender all of things in You,  Dreams, plans, daily life, family, friends  All things feel the fireworks! (23 Agustus 2011,genap 22 tahun)

Sharing @Dapur Jajan bersama Kode mobi 1

Hi bloggers! Dua minggu terakhir yang saya lewati cukup menyenangkan dan tentunya menambah wawasan saya. Seorang teman yang blogger juga, mengajak untuk mengikuti sebuah acara bukber dan sarasehan membangun industri kreatif berbasis penulisan, Blogger meet kode.mobi. Apa sih kode.mobi? pasti penasaran kan teman-teman? Nanti saya post tersendiri deh! Nah acara yang digelar sama Dapur Jajan ini, menghadirkan tiga pembicara. Pertama mas Agoeng Widyatmoko, yang merupakan pendiri Dapur Tulis dan penulis buku best seller 100 Peluang Usaha UKM. Selain itu mas Agoeng ini juga pendiri Dapur Jajan, yang bertempat di Jalan Dahlia 1 Kelapa Dua Depok. Namanya juga dapur jajan, maka tidak ada makanan berat di sini. Jajanan yang disajikan adalah donat yang dilapisi ice cream,  rasanya kalau minjam istilahnya Gaphe sih Yumilah Yumilawati deh. Mau tahu lebih banyak, main ke sini saja, Dapur Jajan di kode.mobi Hampir  sama dengan banyak pelatihan penulisan yang pernah saya ikuti, tentunya semangat u

Happy Birthday, Wig!

Selamat Ulang Tahun,Wig 16 tahun ya, kamu sekarang Ayo mari kita bermimpi dan melakukan lebih banyak! Untuk adik tersayang, Wigbertus Goa Panda "sa mau kau mendapatkan banyak hal yang lebih baik dari saya."

Rumput-part2-end

Brakkkkk .   Aku menghempaskan pintu kamarku dengan keras. Ah, daripada aku mendengar lebih banyak pujian tentang Rani. Semua hal baik tentang Rani. Oh Rani kamu memang baik, tapi apakah aku selalu harus jadi bayangmu? Entah sudah berapa kali aku menangis ketika nama Rani disebut. Aku rela dihukum tapi tanpa nama seorang Rani yang harus kudengar dari mulut ayah dan ibu. Lebih sakit dari pukulan, jeweran atau bahkan tamparan yang harus mendarat di pipiku.  Aku hanya ingin pelukan dan usapan hangat di ujung rambutku. Orang kedua yang harus kumaki-maki adalah Rian tapi tetap saja mulutku kelu.   Ah, Rian haruskah kumaki-maki jika hati ini sebenarnya sayang   padamu? Namun apa daya, Rian adalah pencinta Rani. Penganggum Rani.  Aku bisa terima jika kamu terpesona pada Rani. Yah, kamu normal dan semua lelaki normal pasti jatuh hati pada Rani. Aku sayang kamu dan aku mau kamu bahagia, hingga kamu mendapatkan Rani pun aku tak heran, karena kamu cukup tampan untuk mendampinginya.   Namun k

Lebih dari Sekedar Salah Kereta

                Dia diundang dalam sebuah acara ulang tahun sore itu. Seharian tidak ke mana-mana, membuatnya lebih bersemangat untuk keluar. Cerah dan semuanya tampak lebih menarik. Jadwal kereta pun lebih bersahabat. Memesan tiket ekonomi tujuan Jakarta tanpa bertanya kereta apa yang tiba terdahulu. Duduk menunggu di peron stasiun yang masih tampak ramai tanpa sempat membuka buku Awareness yang selalu dibawanya jika pergi ke mana-mana, karena tidak lama kereta ekonomi datang. Dia naik tanpa mendengar pemberitahuan KRL tersebut membawanya ke mana. Dia yakin, keretanya melewati stasiun yang dia tuju, stasiun Gondangdia. Sejenak ia merasa heran, karena banyak calon penumpang tidak ikut naik bersamanya, padahal keretanya sepi. Mungkin mereka memesan tiket kereta Commuter Line , pikirnya.                  Satu hal yang  paling mengganggunya jika naik kereta adalah kenyataan bahwa kereta ekonomi tujuan Jakarta-Bogor  tidak memberi perhatian khusus terhadap orang-orang pendek sepertinya,

Rumput-part 1

Aku sudah terlampau tua untuk mengeluh, ketika pagi hari mulai, siang datang dan malam pun hendak berganti.   Tak henti-hentinya kata-kata bernada amarah, cemooh dan pesimistis keluar dari mulutku. Ah, mulut yang tak tahu malu. Tak pandai berbicara tapi diam-diam mengumpat.   Terus mengumpat hingga hari berakhir. Aku melihat dia. Dia cantik, molek, ayu, punya segalanya, dipuja banyak orang baik itu lelaki, dari berbagai kalangan, kakek-kakek   dan brondong sekalipun.   Bahkan tak ketinggalan ibu-ibu, tante-tante dan anak-anak kecil.   Ah, aku muak. Aku bilang dia berwajah manis tapi berhati jahat. Bermuka dua. Penjilat. Suka cari perhatian,   wajah oke tapi tak berotak dan aku puas.   Oh, biarkanlah dunia melihat dia seperti   mawar cantik yang elok, harum dan mewangi. Tapi aku bilang dia seperti bunga bangkai. Busuk dan bau. Hei kamu, jangan bilang aku iri dengan segala yang dia punya. Dia memang punya segalanya. Tapi tahukah kamu kalau dia merebut semuanya dariku? Yah, semuanya.

Rona

Aku selalu  berpikir bahwa aku adalah kamu yang dulu . Duduk di tepi danau sambil menikmati apa pun yang bisa kita nikmati. Senja. Daun kuning yang berserakan. Angin  yang berembus. Bau air danau yang kehijauan. Rumput yang basah. Hembusan nafas yang teratur. Lepas dan bebas. Kamu tahu bahwa aku sungguh suka saat ini. tak ada banyak kata dan memang tak perlu. Keheningan membicarakan segalanya. Setiap luka serasa diobati perlahan. Aku membiarkannya menganga sejak dulu,menunggu waktu yang membawa pergi. Begitu adanya, karena aku tak bisa memaksa. Perlahan jauh di lubuk hatiku, aku pasrah. Dan tak ada yang lebih indah dari kepasrahan, penerimaan dan pengertian. Setiap sapuan angin di wajah dan rambutku, kini membelai jiwaku juga. Menutup luka yang menganga. Kamu pasti berpikir, mengapa aku berpikir bahwa aku adalah kamu yang dulu. Rumit memang dijelaskan tapi aku berusaha untuk menjelaskannya. Aku tahu bahwa setiap jalan kehidupan beginilah adanya. Kita berubah setiap saat. Tak ada yang