Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2014

E book reader, please!

Semalam saya masih teringat sama e book reader, setelah beberapa waktu berhasil memendam keinginan untuk punya. Saya tertarik dengan Kindle paperwhite milik Amazon yang agak murah dibanding seri kindle lainya karena saya juga tidak begitu membutuhkan banyak aplikasi. Sebenarnya yak, murah kindle nya tapi sayang tidak dijual di Indonesia. Bisa dapat kobo atau kindle dibawah satu juta. Kalau di www.tokoebookreader.com , harganya tentu saja lebih mahal. Mau bagaimana lagi, bea cukai dan shippingnya. Kalau punya duit, sebenarnya tidak masalah hahahaha beli lebih mahal. Namun keuangan saya memburuk, akibat membeli tiket pulang tiba-tiba. But worth it lah, ketemu keluarga :-D Kobo juga bagus tapi entah mengapa dari beberapa review, lebih bagus kindle.Namun kobo touch reader juga jadi incaran saya. Dulu saya malah mau Nook karena designnya. Kalau dihadiahkan, saya mah mau-mau saja, merek apa pun yang penting e-ink. Saya bukan maniak gadget tapi gadget yang satu ini lain. Khusus untuk m

Sedikit review untuk Kukila

Kumpulan cerpen milik Aan Mansyur dalam Kukila, tidak bisa untuk dilewatkan begitu saja. Saya suka kesederhanaan dalam tiap tiap cerita meski ada beberapa konflik rumit namun tetap kesederhanan menjadi ciri khas isi cerita dan pilihan kata. Saya juga suka mengeja Kukila, dan menarik ketika selalu membaca nama beberapa tokoh Kukila dalam cerpen ini. “Masa lalu tidak pernah hilang. Ia ada tetapi tidak tahu jalan pulang, untuk itu ia menitipkan surat.” (grrrrr, kalimat ini sesuatu sekali. :D. Rumit untuk menjelaskan perasaan dan apa yang saya pikirkan ketika membacanya. Ahaaa, sekali! ) Dari semua kumpulan cerita pendek Kukila milik M.Aan Mansyur, saya pilih satu cerpen "Aku selalu bangun lebih pagi".   Kisahnya segar dan terkesan mendalam bagi saya walau kisah ini sangat sangat sederhana. Saya suka pilihan katanya.  Tidak terlalu rumit seperti isi cerpen berjudul " Kukila"  yang memuat konflik yang berani dan terbuka. Mengapa? karena berani memuat

Menikmati Luka

credit to http://www.shutterstock.com/ dan karena sekian kali aku kembali terbangun di kala terang belum secercah masih dengan sisa kisah yang menggantung entah di ujung mata karena luka yang mengikis pelan, tak pernah benar hilang dan karena sekian waktu potongan potongan gambar itu masih menuntut untuk dilihat masih dengan memudarnya warna oleh usia karena meski tidak sempurna, rasa itu seperti beranak pinak biar kuceritakan, sesuatu itu ketika itu adalah kita di tempat itu dengan rasa yang itu itu, bahagia dan luka itu dan sekian rasa dan sekian gerak dan sekian drama melebur tinggalkan aku kamu kembali ke sekian luka dan rasakan nikmati biar kita akhiri kisah yang menggantung di pagi biar siang mendapat terangnya sempurna

Suatu Sore

bising dan asing dalam diam dan lari lari  langit biru yang mulai gelap dan sinar yang tinggal secercah membungkus lipatan-lipatan harapan dalam koin-koin kecil lima ratus rupiah tenggelam dalam narasi panjang lamunan ada asa dan ketakutan yang berdiri sama tinggi dan Tuhan memberi sebanyak permintaanmu (Jakarta, 2014)