Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2021

First Snow! Ski Part 1

 Thanks to Mike & Kath G, and UnionAID family.  Drafting dari 2018 di draft email akhirnya baru diedit kembali dan dipublish lagi. Saatnya kenangan-kenangan berharga beberapa tahun lalu kembali diceritakan untuk anak cucu.  Anak Nagekeo, dari kota kecil bisa pergi sentuh salju. Iya norak. Biasanya cuma mereka yang sekolah pastoral atau dosen. Itu pun tidak banyak. Jadi saya, perempuan, dari kota kecil di Nusa Tenggara Timur bisa berkunjung ke negara bersalju adalah prestasi. Yas! Sudah sering saya lihat anak orkay atau teman-teman saya dari lingkungan kuliah yang beberapa sekolah luar negri. Menuliskan kembali seperti terapi juga lagi-lagi untuk anak cucu, adik-adik yang lebih muda. Semoga mengisnpirasi.  Jadi saya termasuk beruntung tinggal di keluarga Mike & Kath karena mereka mengajak saya untuk bermain ski di North Island, Mt Ruapehu. Sebenarnya karena Kath bilang belum pernah ngajak si H jalan-jalan. Jadi selain saya, ada H dari Hongkong yang disekolahkan di SMA di Auckla

Selamat Ulang Tahun Bapak!

 Tanggal 10 July lalu, bapak ulang tahun. Tidak ada perayaan atau makan enak. Tadinya saya berdua Wig berencana ke kampung, berkunjung dan membawa kue ulang tahun. Namun Wig harus ke kampung lebih awal karena mama sakit di kampung.  Saya menelpon pagi-pagi dan memberi ucapan selamat. Bapak juga hampir lupa kalau ulang tahun. Semoga tahun depan kami merayakan dengan lebih baik. Kami memang tidak punya kebiasaan perayaan. Cuma menu makanan yang dikhususkan, ayam goreng atau bakar.  Bapak yah orangnya begitu. Ceria. Suka bikin ramai, guyon biar tidak terlalu serius. Selalu percayakan apapun pilihan hidup ke anak. Kadang ingin dengar larang ini, larang itu tapi tidak. Asas bebas bertanggung jawab tetap dikasih. Berbicaranya lembut sekali.  Pernah dimarahi? Pernah! Seram sekali orang yang jarang marah kalau sekalinya marah yah lebih menakutkan.  Saya senang bapak meskipun besar dalam lingkungan patriarki tetap memberi kesempatan kepada anak perempuan. Pekerjaan apa pun baik di dapur merupak

What do you remember most about your high school days?

Answering question I guess is one way to keep me doing the productive writing. I felt stuck on what have to write so I checked on this  list of questions .  This one is interesting question, What I remember the most? It is the days I spent with my friends Arni and Eni when we were spending time, reading. Mostly all our conversations or activities related to the new magazines, books or comics. We spent time reading in Arni's house. Hideous way, at first, reading Arni's sister's magazine. It was Aneka Yess, sometimes Femina or Kartini. We sat in Arni's comfy sofa or sit at the edge of her bed. Sometimes new comics that we rent in rent store or borrow from other friends. We patiently took turn to read one by one. For comics, its quite fast, one sit and its finish. I miss those time and actually it was a good memory to be remembered.  Besides that, we also had the habit every birthdays. The birthday girl would buy free meatball in our  favorite warung. Its quite unfair but

Sad Feeling

 It is easy to feel sad recently and the fact that I know why I become sad. It is unusual feeling. New kind. I have never feel this kind of sad before.  The feeling of  disappointed has brought mixed feeling. I wonder whether the reason was accidentally.  I hope so. I feel bad for people if they intentionally to do so, so that they can sense and feel more about themselves.  Adulting and growing includes bitterness and upset feeling. You always have the option to gracefully accept and move on the next chapter. Now you know!

Kelas Mingguan ditiadakan

 Biasanya setiap Sabtu, adik saya, Wig akan mengantar saya ke Lego. Di sana sudah menunggu teman-teman muda untuk belajar bersama. Tidak terlalu serius, selalu kami usahakan ada  game  dan  warm up  yang menyenangkan. Sayang kali ini, kasus covid19 kembali meningkat. Kami harus mengikuti aturan dan ikut mencegah penularan dengan meniadakan kelas. Berarti ada rindu untuk pertemuan, pertanyaan, kelucuan, keisengan, kenakalan dan ada banyak tingkah laku teman-teman muda yang lucu-lucu. Omong-omong mengenai materi di kelas. Kami masih terus belajar. Baik menyusun kurikulum juga belajar langsung ketika di kelas saja. Awalnya kami tidak melakukan pencatatan kegiatan. Memastikan ada yang dibawa pulang oleh adik-adik. Satu dua kosakata baru selain memenuhi permintaan game dari mereka. Nah ini salah, karena kami harus terus menulis dan memastikan semua kegiatan terefleksi dengan baik. Ada kekurangan di mana sehingga kemudian kami lebih perhatikan untuk pertemuan berikutnya. Kak Lidya Pone, sala

Minum Moke

  Sekelompok anak muda Duduk-duduk minum moke Lalu ada sakit hati terpendam Berbicara tak putus-putusnya Membela diri atas penghakiman yang tidak seharusnya Reka ulang kisah masa lalu Berkelompok, berintegritas, kritis, debat sana debat sini, Andaikan pada porsinya dan tetap teguh pada tujuan awal   Sekelompok anak muda, naif, ah tidak juga, agen perubahan (dua tiga tahun lalu) Tapi lalu terperangkap lama, sudah terlalu sistemik Satu lawan seribu Lalu lupa ayah mencangkul di kebun, belum tentu dapat uang bulanan Lupa kalau anak satu-satunya, pewaris keluarga, kebanggaan suku Tidak jadi ada toga, tidak ada perayaan wisuda Sial memang! Tak ada habisnya Kenapa begini, kenapa begitu Marah, debat berapi-api, kau tau apa! Sa pu hidup! Beta berkorban demi sekelompok orang, tapi tidak ada yang jaga komitmen. Komitmen ta’i! Kok mereka langgar janji? Tidak ada anak muda, mereka pegang janji awal,  janji deng mereka pu bapa mama sebelum langgar pulau, sebelum baku salam deng nona Anak, ingat, pul